Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengintip Headline

5 Oktober 2025   21:16 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Baru saja saya membariskan puisi, lalu
Menaruh jari telunjuk  kanan ini di setengah bibir yang mengatup
Agar mereka tak berisik, dan
Berbaris rapi dan santun di rumah fiksiana puisi

Kiranya, barisan ini sudah cukup panjang
Bahkan telah berkelok ..
Bukan karena menolak berbaris rapi
Namun kiranya karena himpunan mereka telah terlalu banyak

Sempat senyum-senyum sendiri karenanya
Bukan karena apa ..
Tidak juga tersebab sesuatu karenanya
Ternyata barisan puisi ini kiranya sungguhan telah terlalu panjang

Saya tak punya niatan yang disembunyikan
Kenapa kali ini membariskan puisi
Membariskan mereka sama halnya dengan melatih sopan santun
Tidak berisik dan tetap rapi dalam barisan, meski berkelok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun