Tak ada perahu, begitu bermulanya cerita ..
Yang ditambatkan itu semulanya hanyalah sebatang kayu lapuk saja
Ombak nakal mempermainkannya, iseng malah
Dan lalu bercanda menghempaskannya di tepian yang berdebu
Kemudian tiba masa,
Sebatang kayu lapuk itu lalu dipoles dan dipotong halus
Papannya disusun menjadi perahu
Bubuknya yang lapuk lalu disulam pantai menjadi rumah umang-umang
Ketika siang datang,
Matahari mulai menyengat buritan
Sebatang dayung yang telah digenggam berdua itu mulai berkayuh tuju
Awalnya pelan dengan senyum dan canda yang erat berpagut
Belum lagi sepeminuman teh berlayar,
Datang riak kecil menggoda padahal ombak besar lagi termangu di tengah samudera
Riak itu memercik di mata dan lalu sekedar membasah telinga
Namun, tiba-tiba dayung yang digenggam bersama itu mendadak patah dua
Perahu itu kemudian oleng,
Masing-masing dayung yang patah itu berkayuh sendiri
Pelan memang tapi pasti perahu itu meski perlahan mulai dipenuhi air asin ..
Menjelang sore pantai kembali tenang, tak ada lagi cerita hanya bersisa sunyi yang menggigit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI