Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dialog Ulat

12 Mei 2021   08:47 Diperbarui: 12 Mei 2021   08:51 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepasang ulat daun remaja yang tengah kasmaran bercengkerama di atas selembar daun jeruk yang berayun semilir ditiup angin sepoi, sang jantan berkata "gadisku, esok umat manusia berlebaran, mereka mengenakan baju dan celana baru, menikmati sajian lontong ayam serta gulai rendang dan aneka kue-kue enak dan lezat, saling mengunjungi kerabat dan sanak saudara untuk bermaaf-maafan engkau maunya aku melakukan apa sayangku?"    

"Kekasihku, pujaan hatiku, mauku sederhana saja, dapatkah kau rajutkan kepompong yang kokoh untuk bakal hunian bahagia calon anak kita dengan rajutan cinta yang penuh dengan kasih sayang sehingga kelak, anak kita terlahir sebagaimana cantik dan rupawannya kupu-kupu yang disukai manusia karena keindahannya .. " menjawab sang ulat betina dengan bisikan manja.

Sejenak sang ulat jantan termangu, lalu menjawab mesra, "baiklah sayangku, aku akan merajutkan kepompong yang paling kokoh dan indah buat calon anak kita, semoga kelak setelah terlahir sebagai kupu-kupu, ia akan menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah sebagaimana harapan kita.

"Terimakasih kekasihku, semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa kita sebagaimana umat islam yang merayakan idul fitri esok dengan segala kebahagiaannya karena telah terlahir kembali sebagai manusia yang baru setelah berpuasa ramadhan sebulan penuh .."

Lalu, sepasang ulat daun itu saling berpelukan dalam kedamaian ulat.

plg, rabu 12 mei 2021

selamat idul fitri kompasiana, mohon maaf lahir dan bathin

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun