Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Puan di antara Flexing Gaji dan Jabatan

19 Mei 2021   05:39 Diperbarui: 19 Mei 2021   08:10 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hitung-hitungan gaji. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Pixabay)

Puan yang terlihat sehabis belanja. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Andrea Piacquadio)
Puan yang terlihat sehabis belanja. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Andrea Piacquadio)

Pernahkah kita jauh berpikir, mengapa kalimat yang saya sebutkan di awal tulisan terdengar seperti merendahkan para puan?

Pernahkah kita jauh berpikir, mengapa itu bisa terjadi di masa-masa penjajakan antara seorang laki-laki dan si puan?

Pernahkan kita jauh berpikir, mengapa sedikit orang yang mengira kalau Bumi itu ternyata lonjong dan bukan bulat pepat?

Kau benar, bukan semata-mata jawaban yang membuat kita dewasa, kawan—melainkan pertanyaan.

Saya punya hipotesis ini dan itu, jika kau berkenan akan saya kemukakan dengan singkat satu per satu.

#1 Biaya Hidup Versus Gaya Hidup

Jika bisa makan sehari dengan duit lima puluh ribu dalam keadaan sempit mengapa harus sampai lima ratus ribu dalam keadaan lapang?

Ini sekadar perumpamaan, kawan.

Poin ini menjadi penting mengapa flexing gaji dan jabatan kerap terjadi. 

Bukan bermaksud menyamaratakan cara hidup orang-orang dalam satu "ukuran" hanya saja jika setiap orang sedikit lebih bijak memaknai hidup, sesuatu yang seharusnya tidak wajib ada tidak perlu dibuat ada.

#2 Didikan Orang Tua

Disadari atau tidak, ini termasuk dalam proses terciptanya flexing gaji dan jabatan tadi; tentang bagaimana pola hidup seorang puan yang dipaksa "manut" yang secara eksplisit digambarkan dengan pemindahan tanggung jawab penafkahan dari ayah ke suami; tentang laki-laki yang diharuskan untuk selalu tangguh lalu memutar otak demi pemenuhan tanggung jawab itu—sekalipun dilain cerita si puan bisa berdikari sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun