Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Puan di antara Flexing Gaji dan Jabatan

19 Mei 2021   05:39 Diperbarui: 19 Mei 2021   08:10 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan yang terlihat sehabis belanja. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Andrea Piacquadio)

Dia boleh jadi memang bukan tipikal puan yang cuma ongkang-ongkang dan sekejap duit datang; saya percaya, dia telah membenturkan pertanyaan itu terhadap dirinya terlebih dahulu barulah muncul pernyataan tersebut—dan dalam klarifikasinya, dia menegaskan jika dia tak bermaksud menyamaratakan pendapat pribadinya terhadap orang-orang. Harus kita hargai.

Hanya saja dia mungkin sedikit lupa, jika persoalan mengenai uang memang agak riskan dan sensitif dibicarakan—apalagi jika itu terjadi di ruang publik (baca: jagat media sosial) di mana lalu lintas data yang berupa pendapat pribadi sekalipun bisa berubah menjadi nyinyiran baik fitnah dan ghibah. 

Inilah yang menimbulkan perdebatan. 

Tetapi, karena sudah menjadi konsumsi banyak orang, akhirnya pada khalayak lah semua simpulan berpulang.

Belum lagi tiga kata yang bikin sakit kepala: 

harta, tahta, wanita.

Sampai di sini, bukan sesuatu yang mengherankan orang-orang—umumnya dilakukan para puan—berlomba-lomba mencari pasangan yang punya gaji besar apalagi jika itu ditunjang dengan tingginya jabatan.

Setali tiga uang, pun tak sedikit laki-laki berupaya menaklukan para puan dengan cara demikian.

Miris?

Tentu saja!

Selamat datang di alam pikir orang-orang yang menjadikan flexing gaji dan jabatan untuk menarik perhatian.

Istilah flexing sendiri merupakan bahasa slang (baca: bahasa gaul) yang merujuk pada tindakan pamer terhadap "sesuatu" yang dimiliki. Dewasa ini, media sosial berperan penting terbentuknya habit flexing.

Bagi para pelakunya, flexing digunakan sebagai standar untuk menunjukkan bahwa dia mampu "membeli" sesuatu demi menaikkan status sosial di masyarakat. Tak sedikit yang sudah jadi korban termasuk para puan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun