Mohon tunggu...
Abdul Harris
Abdul Harris Mohon Tunggu... - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Dekat Dokter Sosialis (Taufan Ihsan Tuarita)

22 Oktober 2017   19:45 Diperbarui: 26 Oktober 2017   17:34 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dr. Taufan Ihsan Tuarita adalah seorang tokoh Intelektual Muda yang sangat penting untuk dikenal dan dijejaki proses kehidupan dan perjuangannya.

Siapakah dokter muda ini?.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dr. Taufan Ihsan Tuarita, yang biasa disapa dengan Taufan, lahir di Ambon (Provinsi Maluku), tepatnya 09 Agustus 1989, (28 tahun). Pada usia 5 tahun, Taufan sudah menginjakan kakinya untuk belajar di SD Negeri 8 Kota Masohi, yang terletak di Provinsi Maluku Kabupaten Maluku Tengah, pada tahun 94-99. Pada tahun 99-2002, dokter muda ini hijrah jauh untuk melanjutkan sekolah menengah pertamanya ke Kota Makasar (Provinsi Sulawesi Selatan), di SMP Pondok Pesantren IMMIM Putra Makasar. Yakni salah satu pondok pesantren yang di dirikan pada tahun 1975 oleh H. Fadli Luran, seorang pengusaha asal Enrekang yang memiliki perhatian besar dalam membangun generasi Islam yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. 

Sejak pertama kali di dirikan, Pesantren IMMIM terus mengalami kemajuan yang pesat hingga meraih masa-masa keemasan pada dekade 90-an. Ribuan alumni ditelorkannya, dan ratusan telah menjadi tokoh penting dalam instansi, badan, partai, dewan, serta organisasi terkemuka lainnya di Provinsi Sulwase Selatan bahkan tingkat nasional.[1] Salah satunya dokter muda ini.  

Setelah menimba ilmunya di pondok pesantren tersebut, pada tahun 2002 Taufan kembali ke  Maluku, tepatnya di Kabupaten Seram bagian Barat (SBB). Tempat dimana ia mengenyam pendidikan menengah atasnya pada SMU Negeri 1 Kairatu, dan tamat pada tahun 2005. Sebenarnya saat selesai di pesantren IMMIM Putra Makasar dengan predikat yang memuaskan yakni menjadi lulusan terbaik dengan peringkat ke 6 dari 450 Siswa, taufan dijanjikan untuk di sekolahkan di SMA Taruna Nusantara Magelang, sebuah sekolah popular yang didirikan oleh jendral terbaik indoneisa Beny Moerdani, yang biasanya menjaring siswa berprestasi lulusan SMP atau sederajat dari berbagai dearah diseluruh Indonesia. Akan tetapi janji tersebut tidak terpenuhi, hingga akhirnya ia harus kembali ke Maluku dan menyelesaikan sekolah SMA-nya disana. 

Sebagai remaja, dan anak peratma dalam keluarganya Taufan bersama dengan saudara-saudarinya dianggap sangat baik dan sopan dilingkuangan tempat tinggal mereka, terutama kepada orang-orang yang sudah tua usianya dari mereka. Pendidikan yang tertanam pada karakter taufan bersama dengan saudara-saudarinya merupakan pendidikan yang di tanam dan dirawat oleh keluarganya sendiri.

Setelah lulus sekolah menengah atasnya, taufan kembali lagi ke makasar untuk yang kedua kalinya. Ia kembali bukan untuk melanjutkan sekolah pesantren lagi. Tetapi datang kembali untuk belajar menjadi seorang dokter. Dan akhirnya pada tahun 2005, Taufan masuk pada Universitas Muslim Indonesia (UMI) makasar, dan resmi menjadi mahasiswa pada fakultas Kedokteran.

Setelah menjadi mahasiswa melalui tahapan orientasi studi dan pengenalan kampus (OSPEK), Taufan   kemudian bergabung dengan berbegai organisasi. Mulai dari yang bersifat internal sampai yang eksternal. Bahkan yang menjadi hal luar biasa, pada tahun 2006, yakni satu tahun berproses sebagai seorang mahasiswa baru, Taufan di percayakan menjadi sekertaris religious pada Asian Medical Student Asociation (AMSA-UMI), sebuah perkumpulan mahasiswa kedokteran se-Asia. 

Selain itu, Taufan juga terlibat dalam organisasi lain, seperti di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisariat Kedokteran Universitas Muslim Indonesia pada tahun 2008-2009, Jaringan Peduli Kesehatan Nasional (JAPIK) dengan menjadi wakil sekertari jendral dari 2009-sekarang, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), sebagai anggota departemen dan pembelaan anggota, kemudian menjadi Pengurus Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Cabang Jakarta pada tahun 2015-2018, setelah itu juga menjadi Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Depok pada periode 2016-2018. Dan menjadi direktur eksekutif pada Badan Koordinasi Nasional Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (BAKORNAS LKMI PB HMI) periode 2016-2018. Masih banyak lagi segudang prestasi dan pengalaman yang dimiliki olehnya.

Dokter Soisalis

Mengapa dokter Sosialis?  

Disaat dunia sudah semakin bergeser dari semangat kolektif ke semangat individual, yang paras ororientasinya memiliki tendensi kepada hasrat kebesaran pribadi, seorang dokter yang sangat rendah diri ini hadir untuk mengingatkan generasi muda Indonesia, betapa pentingnya memiliki semangat berjuang tanpa pamrih kepada masyarakat.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun