Batang, Jawa Tengah -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Tim 1 2025 sukses melaksanakan program kerja Penyuluhan tentang Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul serta Pemasangan Rambu di SDN 01, 02, dan 03 Pesalakan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan siswa, guru, serta masyarakat sekitar mengenai prosedur evakuasi dan pentingnya titik kumpul dalam menghadapi bencana.
SDN 01, 02, dan 03 Pesalakan, yang terletak di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, menjadi lokasi pelaksanaan program ini. Dengan semakin meningkatnya kesadaran terhadap kesiapsiagaan bencana, khususnya di sekolah-sekolah, Mahasiswa KKN Undip Tim 1 2025 merasa penting untuk melakukan edukasi terkait hal ini. Siswa di usia dini perlu diberikan pemahaman yang kuat tentang jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman agar mereka dapat bertindak cepat dan terorganisir dalam situasi darurat.
Metode yang Digunakan: Pemaparan dan Pemasangan Rambu Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul
Dalam rangka mencapai tujuan program ini, mahasiswa KKN Undip menggunakan dua metode utama: pemaparan dan pemasangan rambu. Pemaparan dilakukan melalui sesi penyuluhan yang diadakan di masing-masing sekolah. Mahasiswa memberikan informasi kepada siswa, guru, serta staf sekolah mengenai prosedur evakuasi yang benar dan pentingnya titik kumpul yang aman setelah proses evakuasi. Mereka juga mengedukasi peserta mengenai bagaimana tetap tenang dan teratur dalam situasi darurat.
Sebagai langkah lanjut, mahasiswa juga melakukan pemasangan rambu jalur evakuasi dan titik kumpul di lokasi strategis di sekolah. Pemasangan ini bertujuan agar siswa dan staf sekolah dapat dengan mudah mengikuti jalur yang sudah ditentukan ketika evakuasi terjadi. Rambu ini dipasang di area-area penting, seperti pintu keluar, lorong-lorong sekolah, dan area lapangan yang menjadi titik kumpul.
Kendala yang Dihadapi: Menyesuaikan Materi dengan Audiens
Salah satu kendala yang dihadapi oleh mahasiswa KKN adalah menyesuaikan materi penyuluhan dengan audiens yang merupakan siswa SD. Siswa sekolah dasar pada umumnya memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga materi harus disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Sering kali, suasana kelas yang kurang kondusif, seperti kegaduhan dan ketidaktenangan anak-anak, menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, mahasiswa KKN harus kreatif dan adaptif dalam metode penyampaian materi, menggunakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti gambar, video, dan permainan edukatif.
Evaluasi dan Dampak dari Program Kerja
Evaluasi terhadap program ini menunjukkan bahwa sebelum program dilakukan, sekolah-sekolah di SDN 01, 02, dan 03 Pesalakan tidak memiliki rambu jalur evakuasi dan titik kumpul yang jelas, serta kurangnya pemahaman tentang prosedur evakuasi di kalangan siswa dan staf sekolah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran jika terjadi bencana, karena tidak adanya pedoman yang jelas untuk proses evakuasi yang aman.
Namun, dampak positif dari program ini sangat signifikan. Setelah adanya penyuluhan dan pemasangan rambu, siswa dan guru merasa lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Penyuluhan ini memberikan pemahaman baru yang sebelumnya tidak tercakup dalam materi pembelajaran mereka. Semua pihak di sekolah kini lebih siap untuk mengatasi situasi darurat dengan cara yang terorganisir dan aman.
Harapan Kedepannya: Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah-sekolah Lain
Dengan dilaksanakannya program ini, mahasiswa KKN Undip berharap agar siswa-siswa di SDN 01, 02, dan 03 Pesalakan dapat lebih memahami bagaimana cara melakukan evakuasi yang benar saat terjadinya bencana. Penyuluhan ini bertujuan untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kewaspadaan di kalangan siswa, agar mereka tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat membantu teman-temannya dalam situasi darurat.