Mohon tunggu...
Katherine Kat
Katherine Kat Mohon Tunggu... Freelancer - Wife, Mom & Self-employed

Tinggal di Toorak, VIC dan Jawa Tengah, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lima Bintang yang Tak Selalu Bisa Jadi Pegangan

18 Juli 2019   09:57 Diperbarui: 18 Juli 2019   10:11 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makanya jadi smart buyer gan!"

Penyakit lain dari seller atau driver (tergantung kategori barang/jasa yang ditawarkan) yang berkontribusi terhadap kegagalan sistem penilaian dengan bintang ini adalah cengeng alias gampang sakit hati.

Penyakit seperti ini umumnya muncul dari penjual, penyedia jasa atau pengemudi dengan mindset keliru.

Mindset keliru yang dimaksud ya seperti sudah disinggung di atas; sekedar melihat pelanggan sebagai kantong duit dan bertanggung jawab terhadap reputasi penjual.

Reputasi penjual itu tanggung jawab penjual Bung!

Bukan tanggung jawab konsumen/pelanggan!

Kalau mau reputasi baik ya perjuangkanlah itu, upayakan itu.

Kalau sudah diupayakan masih dapat penilaian tak sesuai harapan ya sudah, memang itu resikonya. Kalau enggan menanggung resiko ya jangan jualan barang/jasa.

Pelanggan itu tidak punya hutang terhadap reputasi kita. Perjanjian antara kita sebagai penjual/penyedia jasa dengan pelanggan itu secara umum adalah perjanjian jual-beli entah itu barang atau jasa.

Kewajiban pembeli dalam hal ini ya membayar sesuai harga yang sudah disepakati, bukan membantu membangun reputasi.

Bahkan kalau pembeli misalnya dapat harga miring karena kupon promosi berupa cashback, potongan harga, program loyalitas dan sebagainya ya itu haknya mereka bukan posisi maupun hak kita untuk menjadikan alasan mengurangi kualitas layanan.

Proses keputusan beli itu kompleks dan pertimbangan harga adalah salah satu faktornya. Jadi kalau pembeli membuat keputusan beli karena dapat harga khusus ya sangat wajar.

Kalau memang kita merasa cuma dapat untung sedikit ya itu kan keputusan kita sebagai penjual. Pun berlaku untuk pengemudi hail-ride seperti Go-Jek, Grab dan sebagainya. Kalau memang dirasa tarifnya terlalu murah ya bicarakan dengan pihak perusahaan bukan berpersepsi negatif kepada pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun