Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Tuan Merindukan Kotoran Kesayangannya

28 Mei 2011   06:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_112597" align="aligncenter" width="370" caption="Nikmat banget ya kalau udah begini//gettyimags"][/caption]

Si Tuan bolak-balik dari ruang kerjanya  ke WC hari itu, sehingga terliha ssibuk sekali Ada apa gerangan?

Ternyata Si Tuan sibuk membuang kotoran yang entah mengapa seperti tiada habisnya dari dala perutnya.

Dari wajahnya tersirat kekesalan, emosi yang tertahan, dan entah apalagi. Lalu Si Tuan mengeluarkan keluhan, "Kotoran sialan! Gara-garanya, saya harus ke WC terus untuk membuangnya. Pekerjaan jadi terganggu! Memang kotoran tidak tahu diri! Sudah bau, minta sering-sering dikeluarkan lagi!"

Mendengar perkataan Si Tuan yang sudah cukup berumur, Si Kotoran menjadi tidak enak hati dan merasa iba. "Baiklah, Tuan. Aku tidak akan merepotkanmu lagi harus bolak-balik ke WC dan aku akan diam manis di dalam tubuh saja!" Janji Si Kotoran pada dirinya.

Semenjak itu, acara ke WC Si Tuan langsung berhenti dan kini hadir senyuman di wajahnya.

"Wah, enak sekarang perutku!" Kata Si Tuan sambil mengelus perutnya yang bulat.

Sehari dua hari acara Si Tuan membuang hajat berhenti total. Namun ia masih merasa nyaman-nyaman saja. Tetapi memasuki hari ketika, Si Tuan mulai merasa heran dan bertanya-tanya, ada apa gerangan dan kemana Si Kotoran?

Sebenarnya Si Kotoran sendiri merasa tidak begitu nyaman di dalam tubuh tuannya berlama-lama, karena bentuknya dari waktu ke waktu mulai mengeras. Tetapi karena ia sudah berjanji tidak ingin merepotkan tuannya, maka ia berdiam diri saja menghabiskan wwaktunya di dalam perut Si Tuan.

Memasuki hari keempat dan hari berikutnya, Si Tuan merasa rindu sekali atas kehadiran kotoran kesayangannya. Seharian Si Tuan memikirkan kotoran kesayangannya. Tak jarang sengaja Si Tuan masuk ke WC demi untuk bertemu dengan kotoran kesayangannya.

Sayang, secuilpun Si Kotoran tidak menampakkan dirinya di ujung pantat tuannya. Padahal berbagai cara telah dilakukan Si Tuan untuk memancing kehadirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun