Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Orang Buta dan Lentera Telah Padam

23 Desember 2021   22:44 Diperbarui: 23 Desember 2021   22:52 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/pixel2013

Lentera ibarat pelita hati yang  menjadi penerang kehidupan. Namun, banyak yang tak menyadari sudah lama padam. Tetap merasa di jalan terang. Omong kosong macam apa ini?

Tiba-tiba saya ingat cerita tentang orang buta yang membawa lentera di kegelapan malam. Ketika ditabrak seseorang ia marah karena tidak sadar lenteranya telah padam. 

Puluhan tahun yang lalu saya baca kisah ini dalam bentuk komik yang menurut saya sangat bagus dan pasti maknanya dalam. Sayang saya tidak begitu paham. Namun, ketakpahaman ini saya simpan dalam diam. 

Sekarang ketika saya memikirkan kondisi kehidupan saat ini, spontan saya teringat kisah ini kembali. Saya interpretasi ulang dan memang  sangat cocok dengan kondisi kekinian. Banyak orang buta yang merasa dirinya pembawa terang. 

Hati saya terbuka sedikit kini untuk memahami makna cerita yang dahulu hanya saya pikir bagus dan bermakna, tetapi maknanya apa tidak tahu apa-apa. Bingung. 

Untuk menemukan setetes pencerahan memang adakala memerlukan sedikit kebingungan. Barangkali. 

Saya sedikit reka ulang tentang kisah ini. 

Saat hendak pulang malam itu si buta diberi lentera oleh sahabatnya. Dalam perjalanan di kegelapan malam itu seseorang menabraknya, sehingga membuat ia marah. 

"Kamu buta ya, apa  tidak melihat saya?" 

Yang menabrak tidak mau kalah membalas, "Jelas-jelas kamu yang buta, malah bilang saya yang buta."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun