Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Mistis dalam Omong Kosong

1 November 2021   17:49 Diperbarui: 1 November 2021   18:23 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah seharian sumpek dengan pekerjaan dan macet jalanan. Malam itu menjelang mandi saya latihan senam tertawa. Masalahnya saya lupa, waktu sudah menjelang tengah malam. 

Suatu pagi saya mendapat pertanyaan yang menurut saya aneh dari istri. Karena ia tahu hampir setiap malam sebelum tidur saya suka duduk-duduk di ayunan depan rumah tempat kami mengontrak.

Apakah saya pernah melihat atau diganggu hantu? 

Apabila pernah tentu pasti saya tidak akan pernah mau duduk di ayunan itu lagi. Siapa tidak takut? 

Jadi  ada sedikit kehebohan kalau tempat kami ada hantunya. Gara-gara ada tetangga sekitar pukul 2 atau 3 pagi lewat melihat ayunan bergoyang  sendiri. Ia sampai ketakutan dan berlari. 

Benarkah bergoyang sendiri?

Tidak, karena ada saya di ayunan itu. Entah karena ketiduran. Sebagian ayunan tertutup pagar tembok. Yang terlihat bagian atas. Bergoyang. Kesimpulannya ada hantu. 

Beginilah kalau  selalu menghubungkan sesuatu kejadian dengan hal mistis. Ini sama saja dengan menakuti diri sendiri. Kejadian biasa lantas berubah menakutkan. Seram. 

Janganlah kejadian yang terjadi masih rasional malah menanggapi dengan irasional. 

Dahulu juga ada sebuah teknik untuk mengerjai orang. Yakni menempelkan  sesuatu di pintu rumah seseorang. Di mana sepanjang malam pintu itu akan seperti ada yang mengetuk. 

Ketika yang punya rumah membuka pintu, tentu saja tidak akan ada orang. Begitu ditutup tidak lama akan berbunyi lagi. Begitu seterusnya. 

Bagaimana tidak takut dan mulai berpikir macam-macam? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun