Katedrarajawen _"Dasar babi, kamu!"Â
Muka merah emosi amarah membumbung tinggi. Ini pasti.
Mengapa marah akan hal ini?Â
Babi, hewan pemalas, tukang tidur, dan makan ini yang ada dalam persepsi.
Babi, bau, kotor, dan menjijikkan ini pula yang dipahami.Â
Babi, makhluk terlarang untuk dinikmati ini ajaran suci.Â
Jadi, hina sekali bila disebut  babi.Â
Sejatinya diri ini bisa bercermin pada babi.Â
Apakah aku manusia yang merasa diri suci ini sifatnya tidak menyerupai babi?Â
Jangan-jangan lebih pemalas dan menjijikkan dari seekor babi?Â
Atau perbuatan diri ini  lebih haram dari babi?Â