Katedrarajawen  _Aku kerap  kali  mengatakan diriku seorang pembelajar kehidupan dengan penuh kerendahan hati.Â
Aku pun acap kali menulis aku ingin meneladani para nabi.Â
Beginilah aku memahami. Aku merasa sudah benar selama ini.Â
Bila ada yang mengingatkan perdebatan bisa terjadi. Karena merasa paling benar diri ini. Beginilah bila ego  yang menguasai.Â
Banyak peristiwa terjadi debat dalam hidup ini. Karena merasa yang paling benar adalah diri sendiri. Taksadar ada kesalahan yang terjadi.Â
Ibarat kesalahan satu huruf saja sudah berbeda arti. Setitik kesalahan  tidak mengetahui, tetapi masih dengan pasti merasa benar sendiri.Â
Pada akhirnya  menyadari bahwa pembelajar itu bermakna pengajar jadi malu sekali. Aku sadar bahwa aku hanya seorang pemelajar, ini harus kuakui.Â
Semestinya aku yang meneladan para nabi bukan meneladani. Sebab meneladani itu memberi teladan, kurang ajar sekali. Hanya karena kelebihan i sudah berbeda arti.Â
Sadarkah, bahwa merasa aku yang paling benar adalah benih-benih tinggi hati?
Masihkah ada kerendahan hati memeriksa kesombongan yang masih tersembunyi dalam diri ini?Â
@refleksihati 24 April 2021