Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Korupsi Bagai Bidadari

8 Desember 2020   09:43 Diperbarui: 8 Desember 2020   11:46 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen  _Sering kali kepintaran manusia justru membuatnya terjebak dalam kebodohan yang tak dimengerti. Pergi  mencari ilmu hingga memiliki kepintaran sampai jauh ke luar negeri. Pulang jadi pejabat tinggi. Namun malah korupsi. Tertangkap masuk penjara kehilangan harga diri. Kepintarannya ke mana pergi bersembunyi? Salah belajar ilmu pasti, semestinya belajar ilmu anti ketahuan korupsi. 

Ada juga yang belajar ilmu agama dengan pasti mengetahui korupsi itu bukan hanya tidak terpuji, tetapi melukai nurani. Namun tetap tergoda untuk korupsi. Seakan perbuatan mencuri ini menggoda bagai bidadari. Kenikmatan dalam keinginan berapi-api lupa akibat yang menanti. 

Tidak sedikit pula yang berteriak anti korupsi dengan gagah berani. Menghiasi dengan janji-janji. Korupsi harus diperangi. Takboleh ada di negeri ini. Apa yang terjadi di kemudian hari? Orang itu muncul jadi berita di televisi. Korupsi. Bisa jadi dahulu maksudnya kalian  jangan korupsi, biar saya yang korupsi sendiri. 

Manusia memang gampang lupa diri. Saya, Anda, dan siapa saya yang hidup di dunia ini. Yakin tidak pernah korupsi? Apabila pejabat berani sumpah, tetapi tetap korupsi. Apakah kita berani bersumpah tidak pernah satu kali pun korupsi? 

@cermindiri 08 Desember 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun