Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tetaplah Menanam Pohon, Walau Tak Berbuah

6 Agustus 2020   08:10 Diperbarui: 6 Agustus 2020   08:15 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen

Suatu hari, bila pohon itu tak berbuah atau berbuah, tetapi tidak manis rasanya. Pasti ada yang namanya rasa kecewa. 

Sejatinya tetap hadirkan pikiran positif, walau pohon yang ditanam tak berbuah. Bagaimanapun pohon yang tumbuh sudah memberikan kerindangan. Menghadirkan rasa nyaman bagi yang memandang. 

Pohon yang ada akan memberikan kesejukan, karena menghasilkan oksigen yang dapat memberikan asupan yang berarti bagi paru-paru. Memberikan kesegaran udara bagi orang di sekitarnya. 

Pohon yang tumbuh dapat pula menjadi tempat bertengger  bagi burung-burung yang akan menghadirkan musik alam nan indah setiap pagi. Menghadirkan damai bagi yang mendengarkan. 

Berpikir demikian, alangkah bersyukur dan bahagianya. Bukankah ini lebih berharga dan manis daripada buah-buah yang diharapkan? 

@cerminperistiwa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun