Katedrarajawen _
Di sini aku dilahirkan ke dunia. Dirinya dilahirkan  di sana. Tak kuasa aku memilih untuk dilahirkan sebagai apa, di mana dan bagaimana. Sama halnya dengan dia. Kami sama terlahir atas nama cinta. Sampai tumbuh dewasa. Mengenal cinta.Â
Dalam perjalanan waktu kami dipertemukan untuk saling jatuh cinta. Sebagai anak manusia dalam rasa yang sama. Namun  bukan  keinginanku dan pasti juga bukan keinginannya. Aku dan dia tidak sama dalam suku dan agama. Itulah dikatakan pembeda.Â
Bicara cinta. Mengapa kami harus jatuh cinta  dalam  pandangan pertama? Lalu oleh agama kami tak boleh bersama. Kami memang berbeda agama, walau sesungguhnya cinta kami sama. Bahwa kami manusia.Â
Menjadi panjang cerita. Bila menjadi perdebatan sampai berbusa-busa. Ada pilihan yang harus terlaksana. Walau katanya cinta itu buta. Oleh cinta aku dan dia tak harus membabi buta.Â
Bila pertemuan  adalah jodoh, biarlah perpisahan pun menjadi jodoh pula. Walau ada kecewa dan air mata. Tetap harus menerima dengan jiwa terbuka. Tak perlu menyesali apa-apa.Â
@puisicintaÂ