Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Janji Itu Memang Cuma Manis di Bibir

15 Februari 2020   08:02 Diperbarui: 15 Februari 2020   08:46 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen


Demikian dikatakan : Mudah berjanji, mudah pula melupakan. Begitu mudah melalaikan. Inilah penyakit manusia sejak dahulu kala sampai kini. 

Seorang teman menjanjikan sesuatu buat saya. Dengan yakin ia mengatakan, besok akan membawanya. Hati berbunga-bunga. Tentu berharap. 

Keesokannya bertemu. Tidak ada omongan apa-apa. Saya juga tidak tergoda untuk menagih. Berpikir, mungkin lupa atau belum sempat. 

Sehari lewat. Dua, tiga hari harapan tetap masih kosong. Ya, ini pasti lupa. Mau menanyakan langsung, tidak enak rasanya. 

Lalu saya kasih kode. Harapan saya pasti ingatannya akan terkoneksi  dengan janjinya. Kebetulan ia habis pergi. 

"Katanya mau kasih oleh-oleh?!" demikian bahasa sandinya. 

Spontan ia menjawab dan balik bertanya,"Siapa yang mau kasih oleh-oleh?" 

Rupanya koneksi ingatan masih mengalami kendala. Ya sudahlah. Saya juga tak mau memermasalahkan. 

Cuma berpikir dan tanda tanya. Kenapa baru janji sedekian cepat lupa? Apa waktu menjanjikan tidak melalui pikiran? Hanya bibir yang berucap?

Begitu diucapkan, langsung tak berbekas diingatkan. Janji itu memang cuma manis di bibir. 

Pikiran lari ke mana-mana. Pantasan pejabat yang banyak janji ini-itu sering  tidak bisa memenuhi. Ini orang biasa satu saja janjinya  bisa lupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun