Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berharap dan Merenungkan

18 Februari 2018   21:48 Diperbarui: 18 Februari 2018   22:16 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berharap dan Merenungkan 09:43:33 | 18 Februari 2018

Seiring terbitnya matahari hari ini, terbit pula satu hari untuk berpengharapan lagi. Berharap akan baik dan indah hari yang dilalui. Berharap dapat memerbaiki dan menata diri.

Ketika matahari telah tenggelam, seringkali ada kenyataan yang kelam, banyak hal yang terjadi tak sesuai harapan. Walau ada kekecewaan, jauhkan penyesalan, yang perlu merenungkan dalam-dalam di ujung malam. Mohon ampunan dan tuntunan.

Seiring bersembunyi matahari, berkurang pula kehidupan satu hari. Namun itu tak semestinya membuat pesimis dan kehilangan nyali. Sebab manakala matahari muncul pada keesokan hari, ada satu hari indah untuk menjadi lebih berarti.

||Refleksiuntukmenerangidiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun