Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

PekaT

25 Maret 2012   06:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Akibat hatiku berwarna PEKAT. Tidak dapat melihat jelas. Tak bisa membedakan salah dan benar.


Jauh dari kebenaran. Mengedepankan pembenaran. Dosa menjadi tertawaan. Bicara ajaran agama sudah dianggap kuno. Kemaksiatan menjadi kiblat kehidupan. Kebohongan sudah tak ubahnya santapan.


PEKAT oh PEKAT hatiku. Masihkah ada kunci kesadaran untuk membuka pintu pertobatan? Atau semakin tersesat dalam kebejatan?


Sebiji buah cherry ranum menimpa persis di atas kepalaku. Menyadarkan ternyata di sekitarku pemandangannya sudah PEKAT. Saatnya menyalakan lampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun