Review Film Sore
Menonton film Sore, bagi saya, ibarat membaca sebuah buku sastra yang divisualisasikan. Kesan saya atas film ini adalah mindblowing, mencengangkan sekaligus menakjubkan.
Sebelum lanjut membaca, saya terlebih dulu memberitahu bahwa tulisan ini mungkin mengandung spoiler. Jadi kalau kamu kurang suka dengan review yang mengandung spoiler, tulisan ini boleh kamu lewatkan.
Kenapa menonton film Sore bagi saya Layaknya sebuah novel, film Sore terbagi atas beberapa pembabakan.
Pembabakan
1. Â Prolog --- narasi Sore yang mengutip Jo soal senja sebagai pembuka film.
2. Jo -- cerita dari sudut pandang tokoh utama yakni Jo. Memperkenalkan Jo sebagai seorang fotografer asal Indonesia di Kroasia yang berminat pada isu perubahan lingkungan atau climate change. Ia pernah memotret di Arctic, melihat aurora di langit. Memiliki sahabat bernama Marko, seorang aktor sekaligus pelatih akting. Perokok dan pekerja keras.
Dunianya dimulai ketika ia terbangun tidur dan mendapati seorang perempuan di sampingnya.
"Who are you?" ia bertanya dalam Bahasa Inggris lantaran sedang di Kroasia.
"Hai, aku Sore, istri kamu dari masa depan," jawab si perempuan dengan nada ceria.