Review Film Rangga dan Cinta (2025): Remake Penuh Nostalgia dan Warna Baru Generasi Z
Film Rangga dan Cinta (2025) bukan sekadar remake; ia adalah surat cinta untuk dua generasi.
Bagi yang dulu menonton AADC, film ini seperti membuka kembali halaman lama di buku kenangan. (Padahal ketika AADC 1 tayang, usia saya baru 4 tahun).
Karya yang sisutradarai Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana serta Nicholas Saputra ini menghidupkan kembali kisah cinta klasik dengan sentuhan musikal modern yang memikat generasi baru.
Berbeda dari versi aslinya, remake Rangga Cinta tidak sekadar mengulang alur lama. Ia hadir sebagai reinterpretasi menghadirkan chemistry baru antara El Putra Sarira sebagai Rangga dan Leya Princy sebagai Cinta, dua karakter yang kini tampil lebih ekspresif dan dinamis.
AADC juga digandrungi Gen Z perbatasan, bahkan beberapa sempat turut menduplikasi gaya berpakaiannya.
Bagi generasi 2000+, film ini adalah pengenalan tentang cinta yang tumbuh lewat kata, puisi, dan kini: musik.
“Jika dulu cinta ditulis lewat puisi, kini ia dinyanyikan di layar lebar.”
Dengan produksi solid, musik indah, dan semangat baru, Rangga & Cinta (2025) pantas disebut sebagai salah satu film romantis musikal Indonesia yang perlu ditonton.
Sebagai penonton Gen Z di perbatasan milenial, aku tumbuh dengan kenangan manis Ada Apa Dengan Cinta (terkhusus serial Kedua dengan latar Putuk Setumbu dan Magelang).
Warna-warni kisah remaja yang cute, manis, seru, dan menggemaskan seolah jadi cermin masa lalu yang kembali mengembang di permukaan.