Sore itu, saya melintasi aula, kebetulan mendung sedang menyelimuti awan, sedikit cahaya yang dapat menembusnya. Salah satu sudut aula terlihat kotor dengan kertas yang berserakan. Saya-pun mengais kertas-kertas tersebut, sambil membaca mungkin saja terdapat bagian surat yang ku temukan sebulan lalu. Belum usai membaca kertas keseluruhan, saya sudah menemukan keutuhan surat lain. Kali ini isinya sudah menjurus.Â
"Kakak terimakasih ya.. untuk kemarin malam. Adek semakin sayang sama kakak. Aku harap kita langgeng, dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman itu". Melihat salah satu kalimat yang terdapat pada surat tersebut, saya gemetar, meledak-ledak, dengkul saya terasa lemas tidak berdaya. Namun, untuk saat itu juga saya menyimpan suratnya. Berencana melaporkan ke pengasuh, namun keadaan tidak memungkinkan. Beliau pasti berfikir, kenapa sampai kecolongan? kenapa sampai bisa terjadi? ini melanggar hukum.
Dari kejadian tersebut, saya mulai mewaspadai setiap gerak-gerik penghuni. Agar saya dapat memastikan siapa yang menulis surat itu. Tidak sengaja, kala itu saya berkemas di kamar. Saya mendengar bisikan dibelakang kamar, suara itu penghuni laki-laki dan penghuni perempuan. Ternyata mereka sedang menyusun rencana untuk pertemuan . Tanpa suara, saya terus menguping pembicaraan mereka. Rencana itu akan terjadi malam ini juga. Mereka ingin mendatangi gudang Penjara Suci, kebetulan gudang itu tidak terkunci.Â
Dalam hati sayapun merasa senang akan menemukan pelakunya dan di sisi lain saya merasa jijik dengan penggilan mereka "adek-kakak". Karena, bagiku adek-kakak tidak dapat dimaknai sebagai pasangan ''cinta dan kasih sayang''. Mereka berdua ingin bertemu tepat pada jam aktivitas Penjara Suci usai menyeluruh yaitu pukul 22.00 malam. Segera saya susun rencana agar dapat menangkap basah. Dalam benak "Malam ini akan saya tangkap mereka berdua".Â
Lonceng jam sudah berbunyi tepat pukul 22.00, saya-pun berkeliling hingga ke gudang itu. Suara sungai membantu saya menghilangkan suara tapak kaki melangkah, Saya berhasil menemukan mereka. Dengan keadaan yang tidak senonoh, mereka sedang meraba, mencium, sesekali memegang kelaminnya. Senter yang ku pegang, saya hidupkan dan ku arahkan cahaya itu pada posisi mereka yang sedang asik bercinta.Â
Mereka kalang kabut, membenarkan pakaian yang sudah terurai, sedangkan penutup kepala wanita sudah terbuka, bahkan dress yang dipakai sudah mengangkat ke-atas. Laki-laki itupun sudah mulai meraba bagian klamin wanita. Dengan spontan, tamparan ku layangkan terhadap mereka. Saya karak mereka ke pengasuh Penjara Suci ini, agar beliau yang mengintrogasi dan menerima hukuman. Yang jelas, meraka akan dikeluarkan dengan tidak hormat dari Penjara Suci.
Â
Salam Penulis
Jember, 21-03-2018