Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Penggendong Pot Tua

14 Maret 2018   00:49 Diperbarui: 14 Maret 2018   01:00 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Untuk apa dia muncul?" semua warga resah dengan sosok tersebut.
warga pun gisruh dengan penampakan itu, beberapa kalangan membicarakan sosok aneh yang setiap malam mengelilingi rumah, hingga kampung terdekat juga gempar dengan kemunculannya. 

Ketika itu Malam pekat telah menjemput belahan dunia, udara dingin yang mengalir seperti air, menyebar keseluruh arah menusuk jantung kota. Jam dinding berdering kencang di rumah warga menunjukkan tengah malam, disisi lain terdengar ketukan besi di tiang-tiang listrik pinggir jalan hal itu akan memberi pesan terhadap warga, hari telah tengah malam. 

Pamong desa yang berjaga di pos-pos ronda yang siap melihat sekitaran desa dengan beberapa segerombol pemuda. Burung hantu bersengger di pohon beringin yang sudah berumur tua, suasana malam semakin runyam kala itu. Setiap malam warga desa Sari bergilir menjaga malam, bukan hanya kampung itu saja beberapa desa juga sibuk menjaga kala malam datang. 

Gosip yang melanda desa Sari, desa Grigis, dan dua desa lainnya yaitu desa Plamen dan desa Durin sangat meresahkan warga sekitar. Banyak warga yang membicarakan gosip itu, meski tidak tahu kebenarannya. Ada yang bilang desa Grigis telah melihat sosok misterius yang setiap malamnya selalu mengitari rumah warga, jika ada yang melihat, sosok itu akan menghilang di pekatnya malam dalam kuburan, penjaga makam umum pada desa Grigis selalu terkecoh meski telah menemukan dan membututinya. 

Sosok itu selalu memberi keresahan setiap malam, dia mengitari rumah kerumah, berjalan dengan pelan menelusuri jalan yang sepi. Salah satu warga yang menyebarkan gosip itu adalah pak Darwin, seorang warga Grigis yang melihat pertama kali sosok itu, ketika itu pak Darwin yang pulang dari kantor desa kira-kira pukul 23.30. telah memergoki sosok hitam yang ingin menyebrangi jalan, laju sepeda motornya langsung terhenti, sosok itu tiba-tiba menyebrangi jalan dihadapan sepeda motor pak Darwin. 

Wajah yang tidak jelas membuat bulu kuduknya merinding, dia hanya melihat juba hitam yang menyelimuti, rambutnya sudah memutih terlihat diselala-sela kain hitam yang menutupi kepalanya dengan bau harum bunga kamboja, Yang terlihat jelas adalah pot bunga yang sangat tua karena sangat kusam, catnya sudah mulai luntur mungkin sudah lama dia gendong atau mungkin pot itu memang sudah berumur tua. 

Sosok misterius sudah mulai termakan usia hal itu hanya perspektif pikiran lelaki separuh baya saja karena tubuhnya yang kurus membuat muncul pemikiran seperti itu. Pak Darwin yang gemetar langsung tancap gas setelah sosok itu menyebrang dihadapannya yang langsung menuju dalam kuburan kemudian menghilang. Rumahnya cukup jauh dari tempat pertemuan sosok misterius itu. "buk, bukkk, buuukkk, bukain buk bapak datang cepat buka?" suara panik dan gemetar membuat kaget bu. Erni. "iya pak sabar, kenapa sampean harus teriak-teriak seperti orang panik" cetus ibu. 

Pak Darwin pun masuk rumah dengan tergesah-gesah sambil memasukan sepeda motor dia menceritakan kepada istrinya. "barusan bapak ini melihat sosok hitam yang menyebrangi jalan dihadapan sepeda bapak, mangkanya bapak teriak-teriak memanggil ibu", bu Erni pun langsung tercengang mendengar cerita dari suaminya. "sosok hitam gimana pak? 

Sampean jangan mengada-ngada to pak". "bagaimana bapak mengada-ngada to buk, wong bapak melihat dengan sendiri, sosok hitam itu tiba-tiba menyebrangi tanpa menoleh kanan kiri, dia pun langsung hilang masuk pemakaman umum disana, siapa dia bapak tidak tau, yang jelas bukkk, sosok itu menyeramkan". 

Jam dinding sudah berdering menunjukkan pukul 00.00, hari pun sudah berganti minggu, bu Erni dengan suaminya mencoba tidak membicarakan kejadian yang di alami Pak Darwin. Mereka pun langsung menuju ketempat tidur. Pagi itu telah menjemput warga desa Grigis, terlihat matahari yang mengintip suasana diselah-selah daun awan putih.

Burung pun berkicau menjemput sinar matahari yang mulai menghangatkan suasana, setangkai mawar siap menyapa melihat sinar menyebarkan bau khas dari bunga itu sendiri, matahari telah menyapa beberapa makluk hidup yang membuat semua siap menyonsong pagi itu. Akhir pekan ini memberi suasana gembira, bukan hanya pada orang-orang berdasi yang libur kerja, anak-anak sekolah pun menikmati libur kali ini. Terlihat asap putih yang keluar dari beberapa rumah yang sibuk menyiapkan makan pagi untuk keluarga, sedangkan para suami menunggu hidangan dengan bersantai membaca koran yang ditemani dengan segelas kopi diteras rumah, ada beberapa bapak yang sibuk membersihkan halaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun