Mohon tunggu...
Kartika Dwi
Kartika Dwi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

CP Prima Maksimalkan Potensi Akuakultur Indonesia

15 Januari 2016   13:30 Diperbarui: 15 Januari 2016   13:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas) terbesar ke-2  di dunia setelah Brazil. Bentuk wilayahnya yang bersifat kepulauan merupakan salah satu faktor yang turut memengaruhi biodiversitas Indonesia lebih unik dan beragam dibandingkan negara Brazil yang bersifat kontinental. Ironisnya, di tengah kekayaan alam yang dimilikinya, justru Indonesia masih sering menghadapi permasalahan pelik, seperti kelaparan, kemiskinan, dan kelangkaan pangan. Padahal, bukankah idealnya permasalahan semacam ini tidak lagi ditemui oleh negara-negara yang memiliki karakteristik alam seperti Indonesia yang memiliki potensi bahari luar biasa.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah sebaiknya mengkaji kembali potensi alam dan lingkungan yang ada di sepanjang tanah air ini. Salah satunya adalah akuakultur. Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan. Keuntungan atau manfaat yang dapat diperoleh tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat komersil saja seperti perdagangan, akan tetapi juga dapat diimplikasikan untuk pengembangan diversifikasi pangan Indonesia yang ditujukan sebagai program pengentasan permasalahan kemiskinan yang akhir-akhir ini terus meningkat.

Salah satunya adalah yang dilakukan PT Centralproteina Prima yang serius berkomitmen menyejahterakan penambak udang dengan memberikan beberapa program. Salah satunya adalah membantu warga dalam membuat tambak udang Vannamei skala rumah tangga di Lampung.  Tambak udang Vannemei ini tidak memerlukan lahan luas, bahkan bisa didirikan di halaman rumah. Meskipun cara pembuatannya sederhana tapi panen yang dihasilkan sangat baik.

Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab CP Prima terhadap penambak udang, mereka memiliki program pembinaan terhadap penambak rumah tangga dimana diberikannya investasi dalam bentuk bantuan pendampingan teknisi, pakan, benur, dan lainnya kepada mereka yang memiliki modal dan lahan yang kecil.

Perusahaan ini juga mengajarkan para penambak agar peduli terhadap lingkungan dan ekosistem. Dengan demikian udang-udang yang dibudidaya tidak terkena penyakit. Oleh karena itu, PT Centralproteina Prima mengajak para stakeholder untuk selalu kompak dalam menjaga kesehatan-kesehatan udang tersebut.

Salah satu penyakit udang yang paling sering dihadapi adalah masalah penyakit kotoran putih (white feces disease). Perusahaan ini pun langsung bergerak cepat untuk membuat pakan khusus untuk menyehatkan kembali udang-udang ini agar ketika panen akan memiliki kualitas yang baik.

Kini, Provinsi Lampung tercatat sebagai daerah penghasil udang terbesar di Indonesia. Dari produksi udang nasional sebanyak 348.100 ton, sebanyak 45 persen dihasilkan dari wilayah Lampung. Komoditas udang masuk dalam lima produk unggulan ekspor nonmigas Indonesia.Tercatat pada 2013 volume ekspor komoditas kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 19,18 persen dari sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar minus (-)18,10 persen.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung sangat menjanjikan dan sangat diperlukan perhatian khusus untuk menggali potensi-potensi tersebut, demikian hasil kajian Perwakilan BI Provini Lampung.

Dengan mempertimbangkan potensi akuakultur Indonesia yang cukup besar, bukannya tidak mungkin jika nantinya Indonesia melakukan peningkatan produktivitasnya di bidang akuakultur, terutama untuk memenuhi permintaan udang yang kian meningkat dari waktu ke waktu.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun