Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati Nurani dan Tanggung Jawab

31 Agustus 2025   09:44 Diperbarui: 31 Agustus 2025   09:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemuda yang murni bekerja dengan tekun demi memberi makan keluarga, mungkin saat itu juga bekerja dengan perut lapar dan tenggorokan haus sehingga tidak bisa fokus berpikir minggir mencari tempat aman. Pemuda itu terus berlari ke depan hingga terjatuh lalu, tertabrak dan dilindas mobil rantis yang tidak memiliki daya untuk berhenti karena penumpang takut dikeroyok massa. 

Sayang negara ini tidak memiliki data penelitian alasan pengemudi kabur setelah menabrak. 

Belakangan ini kebijakan yang dibuat petinggi negara ini membuat isi periuk nasi mereka semakin berlimpah sedangkan rakyat berkurang drastis. 

Semua manusia dewasa tahu perut yang lapar memicu rasa marah. Apalagi ditambah ucapan dari lidah tak bertulang. Musuh utama semua manusia.  Rakyat yang lelah diberi janji manis lalu, diolok oleh manusia yang bekerja sebagai petinggi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Almarhum presiden Gus Dur pernah berkata, 'DPR gak beda jauh sama Taman Kanak-Kanak. " Karena, tindakan dan perkataan petinggi anggota DPR seperti orang dewasa yang tumbuh tanpa dibekalin pelajaraan membedakan perbuatan sengaja dan tidak sengaja dengan benar dan salah saat kanak. 

Rakyat terus berusaha maklum dan  menahan diri hingga kejadian Kamis malam itu, kemarahan tak terkira pecah.

Affan Kurniawan nama pemuda itu. 

Melihat kegigihannya terus bekerja demi sesuap nasi bagi keluarga adalah bukti nyata beliau ingin hidupnya menjadi berkat selagi masih ada kesempatan. 

Orang tua almarhum Affan Kurniawan selama 3 hari berturut menahan kantuk dan kesedihan di hati melayani kunjungan sahabat hingga pejabat tinggi yang datang terus menerus memberi ucapan bela sungkawa. 

Tindakan nyata kedua orang tua itu mengambarkan wajah rakyat Indonesia apalagi yang dicap golongan kecil, masih memiliki hati nurani dan tanggung jawab menjaga keutuhan berbangsa kita. 

Mari kita bersama biasakan lidah tak bertulang ini untuk bertanya, "Kamu mau apa? " Tidak seperti petinggi negara ini yang gemar bertanya, "Kamu siapa!!? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun