Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Diary

20 Tahun Kemudian, Mimpi Jadi Kenyataan

18 Mei 2021   11:49 Diperbarui: 18 Mei 2021   12:29 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kita harus bangga pada keberagamaan Indonesia dan selagi muda jangan malu berteman dengan berbagai usia, suku, dan agama serta belajar kritik yang membangun.

20 tahun lalu di usia 18 tahun saya ada buat tulisan kritik kondisi kereta di Jakarta dan bandingkan dengan di Jepang berdasarkan berita yang dilihat di TV karena belum pernah ke sana.

Tulisan itu jadi bahan lomba pidato bahasa Jepang dan saya menang juara 2. Setelah itu saya tidak ingat lagi soal tulisan itu.

Sampai hari Minggu, 4 Agustus 2019 saat pulang dari gereja yang ada di seberang stasiun MRT Fatmawati saya naik bis TransJakarta ke Blok M.

Saat bis sampai di stasiun MRT Cipete ada banyak orang berdiri di halte.

Setelah mereka naik bis baru saya tahu ternyata MRT tidak jalan gara-gara PLN mati. Banyak yang bersyukur belum naik karena kalau naik dan terjebak di terowongan pasti sangat horor.

Cerita mereka itu membangkitkan ingatan 20 tahun lalu saat terpaksa jalan satu stasiun gara-gara listrik mati.

Waktu itu saya sedang belajar bahasa Jepang di UI Salemba dan ditantang Tedy - teman sekelas yang juga tinggal di Depok untuk coba pulang naik kereta.

Ada 2 teman yang tinggal di Depok dan naik kereta. Selain Tedy yang seusia saya ada Mba Nur usia 30an, menikah dan punya dua putra.

Saya terima tantangan Tedy. Awal naik sangat kaget, kesal, dan marah. Kereta adalah pasar berjalan yang jorok, bau, pengap, dan banyak copet!

Meski begitu saya tidak kapok untuk naik lagi dan suatu hari mengalami kereta mogok karena listrik mati.

Saat itu sekitar jam 7 malam. Kereta baru keluar dari stasiun Pasar Minggu Baru. Saya naik bersama Mba Nur.

Tedy tak lama setelah saya terima tantangan memutuskan berhenti dari kampus.

Bahasa jepang sangat sulit. 3 bulan pertama setiap ujian saya selalu dapat cap pinguin sakit perut dan kodok tidak lulus.

Pernah terpikir berhenti tapi setiap ingat biaya yang orang tua telah keluar dan akan nganggur di rumah tanpa ada kegiatan maka saya kuatkan diri untuk bertahan sampai akhir.

Saat listrik mati kita putuskan menunggu 10 menit dan kalau belum nyala; loncat turun jalan satu stasiun sampai stasiun Pasar Minggu lalu sambung naik angkot.

Akhirnya kami loncat turun dan jalan. Saat ramai-ramai jalan di atas rel penuh batu disinari cahaya bintang dan lampu teras perumahan, saya merasa ini baru Jakarta!

Maret 2019; MRT Jakarta mulai operasi. Banyak yang ajak coba naik tapi saya tolak karena tidak ada tempat yang mau dituju dengan MRT. Lagipula saya juga bukan tipe yang ikut trend foto lalu pajang di medsos.

Entah kenapa hari itu saat PLN mati; saya teringat tulisan itu dan jadi ingin naik MRT tapi ditemani petugas stasiun kereta di Jepang.

Impian yang sangat mustahil!!

Tapi ternyata dalam 20 tahun ini karena pekerjaan saya berteman dengan petugas kereta Tokyo Metro.

Saat saya ke Tokyo dan ada waktu kosong, kami keliling Tokyo pakai kereta.

Lalu sebulan yang lalu mendadak terima email untuk bantu acara mereka dan jadi koordinator survey kereta serta stasiun di Jakarta untuk Toei Transportation.

Dan hari ini semua impian seputar kereta pun TERWUJUD!

Akhirnya saya berhasil naik MRT Jakarta ditemani para petugas stasiun kereta di Jepang dan kereta di Jakarta sudah nyaman seperti di Jepang.

Kita ini Indonesia punya dasar negara Pancasila. Di sila pertama tercantum : KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Saya percaya semua kritik yang membangun di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.

Nanti saat di Tokyo jangan lupa naik Tokyo Metro dan Toei Transportation.

Siapa tahu muncul inspirasi cerita seperti ini yang tanpa skenario bisa hidup dan terus tumbuh berkembang hingga 20 tahun kemudian.

Hari ini saya bermimpi kelak bisa naik kereta bersama Mba Nur sambil bawa kereta dorong bayi isi anak saya dan cucu Mba Nur.

Enjoy Jakarta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun