Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aura Suicidal

26 Juli 2020   01:02 Diperbarui: 26 Juli 2020   01:50 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Harry Potter Wiki Fandom

Bagi penyintas suicidal tertentu, entah kebetulan atau tidak "aura" suicidal dapat "terasa".

Terlepas dari diberitakan atau tidak, minggu2 ini aura suicidal begitu terasa. Beberapa merasa deny dengan mengira efek  bacaan atau tontonan.

Memang tidak dapat dibuktikan ilmiah tentang hal ini. 

Bersyukur beberapa kasus suicidal di Palembang tidak di ekpose besar2 seperti yang sudah-sudah.

Beberapa rekan jurnalis yang kuajak ngobrol jg sudah menyadari untuk cukup hati2 dalam pemberitaan mengenai sucidal dan risiko efek provokasi dari prmberitaan suicidal yang terlalu detail.

Sore ini emakku ngomel-ngomel soal berita suicidal seorang jurnalis dengan detail bunuh diri dengan empat tusukan di area leher dan dada yang terasa tidak masuk akal, meski ia  dinyatakan pengguna amphetamine.


Termasuk pembukaan data ia tengah konsultasi ke sebuah rumah sakit yang membuat semua orang boleh berasumsi.

Begitu pentingkah membuka data konsultasi kesehatan rekanmu untuk sebuah artikel di media mu?. 

Beberapa hari lalu, seorang teman berprofeai bercerita tentang penyintas suicidal yang tidak mau diobservasi di rumah sakit karena takut terkena covid 19.

Boleh jadi sebuah kenyataan terasa lucu bagi beberapa orang. 

Sesuatu yang terasa tidak masuk akal, berani mencoba bunuh diri tetapi takut tertular sakit

Beberapa orang akan merasa getir karena can relate dengan yang dirasakan sang penyintas.

Demikianlah, mereka sakit tetapi tidak akan mau mengakui mental mereka terganggu.

Bahlan, tidak ada kekuatan pendorong buat mereka untuk menemui psikolog ataupun psikiater.

Kekuatiran mendapat label gila dan tidak punya iman lebih menakutkan dari melangkah konsultasi.

Jangan pikir penderita kesehatan mental harus orang yang pemurung, jelek, miskin, ataupun segudang tampilan bullyable lainnya.

Beberapa pengidap justru orangnya ceria, terlihat selalu bahagia dan berusaha menyenangkan semua orang.
Good looking, dengan prestasi pendidikan moncer dan karir yang mengagumkan.

Orang-orang ini ada di sekitar kita, ah apa perlunya juga buat kalian toh? Kalo mereka sampai beneran mati bunuh diri kalian kan bisa nambah bahan gunjingan buat nambahin dosa, beratin hari akhir biar kumpul di hutomah.

Soalnya  dirimu toh  tidak akan merasa bersalah krn pernah menjadi ikut memprovokasi orang untuk bunuh diri

Buat yang pagi nanti buka tulisan ini nigada lagu buat kamu dari Suicidal Tendencies biar pagimu menghentak. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun