Ia menggunakan bahasa isyarat yang tidak standar, karena baru 4 bulan lalu, serangan stroke ringannya membungkam alat komunikasinya.
"Mau jalan ke mana?"tanyaku. "Sudah susah saat ini," sahutku memberi alasan.
Dia diam dan berusaha tersenyum,tidak tertangkap olehku bahwa ia terdiam menahan kecewa.
Aku meninggalkannya pergi ke aktivitasku yang entah aku sama sekali tidak ingat, bahkan aku tiba di rumah ketika matahari telah berangsur tenggelam.
Aku baru menyadari tak ada sepotong kue ulang tahun buat laki-laki yang tak pernah lupa bagaimana cara memanjakan anak bungsunya.
Setiba di rumah, aku membuat sebuah chiffon cake telur bebek favoritnya, tidak dihias seperti biasanya.
Menjelang malam, aku, ibuku, suami, dan putraku sama-sama berdoa seusai shalat Isya, bermunajat agar kebahagian kecil ini dapat kami rasakan pada hitungan dekade berikutnya.
[4] 04-04-2018
"ICD 2018 akan diadakan di Malang bulan Juni," demikian kabar yang aku terima melalui social media.
"Mengenai tempat menunggu panitia," sambung sang pemberi kabar.
Aku terdiam, di Malang, 04-04-1944 lahir seorang anak yang kelak menjadi seorang suami, ayah, kakek, dan buyut yang kami banggakan.