Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Si Hitam Imut, Pengganda Memori Andalan

1 April 2018   14:01 Diperbarui: 4 April 2018   09:54 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalo sudah gini mulai bikin hang on (dok.pri)

Handphone bagi saya sudah menjadi benda multifungsi. Jika dulu hanya menjadi alat komunikasi sebatas menelpon dan pesan singkat (sms) , lalu berubah untuk interaksi melalui media sosial,  kerespondensi pun mulai beralih lebih banyak  melalui handphone.Ketika era  aplikasi chattingsemakin berkembang ,  lebih mempermudah komunikasi itu, membuat saya makin lama berinteraksi dengan benda yang disebut hape ini.

Kemudahan makin banyak ketika ada aplikasi notes di hape. Sehingga apapun dicatat di hape. Bukan hanya agenda  aktifitas saya yang gak terlalu penting itu yang dicatat.  Obrolan soal resep masakan di kalangan emak-emak pun dicatat di hape. Catatan bisa rapi jali dan cantik beserta foto. Jadi kalau mau berbagi resep masakan tinggal klik dan kirim, soal eksekusi juga urusan lain, yang penting 'kan niat masak sudah ada.

Bahkan  saya bisa santai tanpa merasa  berdosa membuat catatan dengan hape saat tutor berceramah di depan kelas, atau bahkan saat diskusi sekalipun, juga mencatat beberapa summary  obrolan saat nongkrong cantik. Kejadian ini juga yang sering membuat geleng-geleng kepala rekan-rekan yang diajak diskusi, karena  seringkali dikira saya tidak fokus dengan obrolan mereka, malah sibuk bersosmed.  (Siapa suruh berfikiran negatif soal saya?).  

Seneng aja jika ada yang tanya "sampe dimana tadi?", kujawab singkat "sampai pada pembahasan nganu si itu" sambil nunjukin summary di hape

Kepraktisan menjadi alasan utama saya menempuh cara ini, mau gimana lagi coba, slide yang gak dibagi di virtual class dan suara indah mereka yang dapat ter-capture dengan cantik di hape lalu save dalam satu catatan pada aplikasi note

Sebagai orang yang sering mangkel dengan penggunaan kertas yang sia-sia, langkah ini efektif menghemat kertas.

Kalo ada yang nanya catatan "Yuk (panggilan kakak perempuan di Palembang), catatan ayuk tadi sampe mana?", ya cukup tekan klik dan kirim. Jadi waktu untuk pergi ke tempat fotocopy  untuk menyalin catatanku  diganti dengan nongkrong di cafetaria.

Belum lagi jika window shopping, asyik banget. Buat tangkapan layar lalu simpan, soal belanjanya, nantilah kalau anggaran tersedia dan memang tidak akan disediakan. Bukankah tujuan awal memang cuma window shopping.

Kebiasaan membaca pun  demikian, kebiasaan berubah dari buku tercetak menjadi e-book dalam bentuk pdf yang dibaca melalui layar handphone. Ini cocok buat saya  yang type "satan book", bukan booklover . Buku itu cuma buat dibaca,saya  tidak terlalu suka merawat buku, jadinya saya jarang menyimpan buku. Toh bacaan saya juga bacaan ringan-ringan saja, jadi lebih sering baca di hape. Dimanapun bisa baca., agar jangan dikira terlalu serius pas buka bacaan di angkot.

Kalian pikir enak jadi kaum miskin kota gemar membaca. Bagaimana tatapan mata dengan pandangan heran mengarah ke saya, mengira saya orang aneh seolah mengatkan "baca buku kok di angkot, baca buku itu di perpustakaan". Itu sangat menyiksa buat jiwa sensitif seperti aku. 😁

Anehnya, membaca di hape malah lebih bisa diterima. Mereka santai saja saat saya berlama-lama diam saja menatap layar handphone ketimbang membaca buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun