Dari Gunting ke Gawai: Ketika Mimpi Tumbuh Bersama Kesempatan
“Kesuksesan bukan milik yang berani bermimpi, melainkan milik mereka yang sabar merawat mimpi.”
Oleh Karnita
Mimpi yang Dipotong, Tapi Tak Pernah Padam
Pernahkah Anda membayangkan, sehelai rambut bisa menjadi awal dari perjalanan besar menuju kemandirian? Itulah kisah yang ditulis Kompas.com pada 9 Oktober 2025 lewat artikel berjudul “Tak Sekadar Salon, De’cuts Salon and DaySpa Jadi Bukti Mimpi Bisa Tumbuh Bersama Kesempatan.” Di tengah laju ekonomi digital dan ketatnya persaingan usaha kecil, kisah ini menjadi oase tentang bagaimana ketekunan bisa mengubah nasib.
Tulisan karya Erlangga Satya Darmawan dan Agung Dwi E itu tak hanya menceritakan perjalanan seorang wirausahawan, tetapi juga menyingkap dinamika ekonomi kreatif di lapisan masyarakat urban. Dalam konteks Indonesia hari ini, kisah seperti ini menjadi relevan ketika generasi muda tengah mencari keseimbangan antara idealisme dan realitas ekonomi. Cerita tentang Adi Romansah bukan sekadar kisah sukses, melainkan narasi tentang bertumbuh bersama kesempatan.
Saya tertarik membacanya bukan hanya karena kisah perjuangan pribadi Adi, tetapi karena di balik gunting dan hair dryer, tersimpan refleksi sosial tentang ketekunan, inovasi digital, dan ekosistem kerja yang inklusif. Di tengah ketidakpastian ekonomi, kisah ini menunjukkan bahwa kewirausahaan bukan semata soal laba, tetapi soal keberanian untuk terus mencoba, bahkan ketika gagal.
Menata Ulang Arah Setelah Kegagalan
Tak semua perjalanan dimulai dengan kemenangan. Adi Romansah memulai dengan langkah kecil, bahkan sempat tersandung. Setelah enam tahun bekerja sebagai pemotong rambut, ia memberanikan diri membuka barbershop pada 2016—namun gagal. Dari kegagalan itu, ia belajar bahwa memahami pasar dan perilaku konsumen adalah kunci yang sering diabaikan pemula.
Kegigihan Adi mencerminkan realitas banyak wirausahawan muda Indonesia: jatuh, tapi tak berhenti belajar. Ia tidak menyerah pada kegagalan pertama, melainkan merancang ulang konsep bisnis dengan memadukan pengalaman, strategi lokasi, dan riset pelanggan. Ketika banyak yang memilih mundur, Adi memilih menyisir ulang mimpinya.