Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tamparan yang Menyadarkan: Ketika Restorative Justice Masuk Sekolah

16 Oktober 2025   20:46 Diperbarui: 16 Oktober 2025   20:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga saat kembali ke sekolah pada Kamis (16/10/2025).(KOMPAS.COM/ACEP 

Di tengah sorotan publik, keberanian meminta maaf adalah bentuk keteladanan moral. Ini bukan kelemahan, melainkan kekuatan kepemimpinan sejati. Guru yang mau belajar dari kesalahan justru sedang mendidik dengan cara paling luhur: dengan hatinya sendiri.

Sikap inilah yang menghidupkan kembali kepercayaan di antara warga sekolah. Cimarga pulih bukan karena aturan, tetapi karena ketulusan manusia.

5. Pelajaran untuk Sekolah di Seluruh Indonesia

Kasus ini menjadi refleksi bagi sekolah-sekolah lain untuk memperkuat budaya dialog. Disiplin penting, tetapi komunikasi dan empati jauh lebih mendasar. Restorative justice di Cimarga bisa menjadi model nasional untuk penyelesaian konflik di dunia pendidikan.

Ketika guru, murid, dan orang tua duduk sejajar, keadilan menemukan bentuknya yang paling indah. Sekolah menjadi ruang tumbuh karakter, bukan arena saling menghukum.

Sebagaimana pesan Ki Hadjar Dewantara, “Pendidikan menuntun tumbuhnya budi pekerti, bukan menundukkan manusia.”

Menutup Luka, Menumbuhkan Kepercayaan

Pendidikan bukan sekadar soal benar dan salah, tetapi tentang keberanian untuk memperbaiki yang retak. Kasus Cimarga menegaskan: bahkan dari konflik, nilai-nilai kemanusiaan bisa tumbuh lebih kuat.

Seperti dikatakan Mahatma Gandhi, “Keadilan yang sejati adalah ketika cinta mampu mengatasi kemarahan.” Semoga Cimarga menjadi inspirasi agar sekolah di Indonesia lebih memanusiakan proses belajar. Wallahu a'lam

Disclaimer: Artikel ini disusun sebagai refleksi pendidikan, tidak bermaksud menilai individu atau lembaga mana pun.

Daftar Pustaka:

  1. Kompas.com. (2025, 16 Oktober). Kepala SMAN 1 Cimarga Tampar Siswa Berujung Damai lewat Restorative Justice. https://www.kompas.com/tren/read/2025/10/16/194500465/
  2. Kompas.id. (2025). Islah di Sekolah, Orang Tua Cabut Laporan.
  3. Kemendikbudristek. (2023). Panduan Sekolah Ramah dan Restoratif.
  4. PGRI Banten. (2025). Catatan Refleksi Kasus Disiplin SMAN 1 Cimarga.
  5. Freire, P. (2000). Pedagogy of Freedom. Continuum Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun