Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menua Bugar, Menjalani Hidup Sejahtera dengan Bijak

30 September 2025   19:30 Diperbarui: 30 September 2025   19:30 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Menua Bugar dan Sejahtera  (Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo)

Implementasinya, masyarakat perlu memberi ruang bagi lansia untuk tetap berkarya, misalnya melalui komunitas atau kegiatan sosial. Dengan begitu, paradigma menua yang bermakna dapat dihidupkan dalam praktik nyata.

Memahami Perubahan Fisik di Usia Lanjut

Bab ini menjelaskan perubahan fisiologis yang alami: menurunnya elastisitas otot, metabolisme lambat, dan keterbatasan gerak. Penulis menekankan perlunya adaptasi gaya hidup agar tubuh tetap bugar meski usia bertambah.

Refleksi kritis muncul pada kesadaran bahwa kesehatan lansia sering diabaikan sampai terlambat. Penulis mendorong pentingnya tindakan preventif, bukan hanya reaktif saat sakit datang. Kritik ini relevan bagi sistem kesehatan yang masih cenderung kuratif.

Dalam praktik sehari-hari, rekomendasi sederhana seperti berjalan kaki, senam ringan, dan pemeriksaan rutin bisa langsung diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa penuaan sehat bukan hal mustahil bila ada komitmen.

Nutrisi Seimbang dan Menu Sehat

Isi bab ini menyoroti pentingnya pola makan. Penulis memberi panduan praktis: mengurangi garam, memperbanyak serat, mencukupi protein, dan menjaga hidrasi. Ia melengkapinya dengan resep sederhana agar mudah dipraktikkan.

Refleksi muncul pada kesadaran bahwa pola makan masyarakat Indonesia sering kali jauh dari prinsip sehat. Penulis memberi kritik halus pada kebiasaan konsumsi berlebih yang memicu penyakit degeneratif. Buku ini hadir sebagai koreksi yang membumi.

Keluarga dapat mempraktikkanya dengan  memulai menata dapur dengan menu sehat bagi semua anggota, bukan hanya lansia. Dengan begitu, budaya gizi seimbang bisa diwariskan lintas generasi.

Kesehatan Mental dan Emosional

Bab ini mengingatkan bahwa lansia rawan kesepian dan kehilangan identitas, terutama setelah pensiun atau ditinggal pasangan. Penulis menyarankan cara menjaga kesehatan mental: meditasi, menulis, dan tetap aktif bersosialisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun