Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Ini Sudah Cantik, Tugas Kita Mempercantiknya!

27 September 2025   15:30 Diperbarui: 27 September 2025   15:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dan Konsistensi: Kunci Aksi Lokal

Sumber daya manusia menjadi tantangan utama. Pertemuan rutin dan inovasi sederhana seperti check list sampah menjaga semangat para local champion. Integrasi antara ilmu, praktik, dan partisipasi masyarakat membuktikan bahwa konservasi efektif membutuhkan strategi holistik.

Perluasan ke hulu menuntut adaptasi, termasuk penanaman bambu untuk mengatasi krisis air bersih. Kini 25 persen pendapatan CMC dialokasikan untuk konservasi pesisir dan hulu. Langkah ini menegaskan bahwa konservasi adalah investasi jangka panjang.

Kolaborasi multipihak menjadi fondasi keberlanjutan. Pemerintah memfasilitasi, memberi apresiasi, dan mendorong replikasi program seperti Lia secara nasional. Keberhasilan konservasi bergantung pada sinergi antara individu, komunitas, dan pemerintah.

Filosofi “Forest & For Rest”

Lia dan CMC Tiga Warna gagas program Sinau lan Dolanan (Si Dolan), wadah belajar dan bermain anak-anak dengan alam. (Lia Putrinda Anggawa M.)
Lia dan CMC Tiga Warna gagas program Sinau lan Dolanan (Si Dolan), wadah belajar dan bermain anak-anak dengan alam. (Lia Putrinda Anggawa M.)

Bagi Lia, konservasi bukan hanya soal hutan (“Forest”), tetapi juga memberi ruang bagi alam untuk pulih (“For Rest”). Manusia belajar menghargai kehidupan, alam diberi kesempatan untuk bernafas. Warisan yang ditinggalkan adalah ekosistem sehat yang menopang kehidupan semua makhluk.

Pesan Lia jelas: “Jangan tunggu bencana alam terjadi. Jangan tunggu oksigen harus bayar. Jangan tunggu napasmu terhenti baru peduli.” Perubahan lahir dari keyakinan, aksi kecil, dan ketekunan. Dari bocah yang bertanya ke ayahnya, Lia kini menjadi inspirasi bagi perempuan dan komunitas.

Hijaukan Dunia dari Desa Sendiri

Jejak Lia Putrinda membuktikan bahwa aksi individu bisa menciptakan perubahan kolektif. Dari pesisir gersang ke laboratorium hidup hijau, ketekunan dan keberanian menghasilkan dampak nyata.

Warisan hijau Lia adalah ekosistem sehat, masyarakat sadar lingkungan, dan generasi yang belajar mencintai bumi. Filosofi memayu hayuning bawono menjadi pedoman: mempercantik dunia, bukan sekadar menikmati atau mengeksploitasi. “Bumi sudah cantik. Tugas kita adalah mempercantiknya, tidak merusaknya,” tuturnya mantap. Wallahu a'lam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun