Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Domino, Publik, dan Integritas Kekuasaan

8 September 2025   19:19 Diperbarui: 8 September 2025   19:19 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi publik, foto itu bukan sekadar dokumentasi permainan domino, melainkan simbol kontradiksi: antara retorika tegas menolak pelanggaran hutan dengan realitas duduk berdampingan bersama tersangka. Kritik dan kecurigaan pun muncul secara alami.

2. Klarifikasi: Antara Penjelasan dan Pembenaran

Raja Juli tak tinggal diam. Ia segera memberi klarifikasi lewat akun Instagram resminya, menjelaskan bahwa pertemuan itu hanya kebetulan, setelah dirinya diajak bergabung bermain domino. Ia menegaskan tidak mengenal Azis Wellang dan tidak ada pembicaraan mengenai kasus hukum.

Klarifikasi ini memang penting untuk meredam kegaduhan, namun publik tetap berhak menguji konsistensinya. Apakah benar murni kebetulan? Apakah seorang menteri boleh begitu saja berada dalam lingkaran sosial yang rawan salah tafsir? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan betapa transparansi komunikasi publik sangat krusial.

Di sisi lain, klarifikasi yang cepat bisa dianggap langkah tepat. Ia menunjukkan kesadaran seorang pejabat terhadap dampak simbolik dan pentingnya menjaga akuntabilitas personal sekaligus institusional. Namun, pembenaran tetap tidak sekuat pencegahan.

3. Persepsi Publik dan Risiko Simbolik

Persepsi publik bekerja dengan logika yang sederhana: apa yang terlihat, itulah yang dipercaya. Dalam kasus ini, publik melihat seorang pejabat tinggi negara berada di meja yang salah, pada waktu yang salah, bersama orang yang salah. Walau fakta kronologis bisa dijelaskan, kesan sudah telanjur menempel.

Risiko simbolik ini kerap luput diperhitungkan pejabat publik. Padahal, integritas bukan hanya soal tindakan nyata, melainkan juga tentang menjaga simbol-simbol kepercayaan. Sebuah foto bisa menjadi “senjata politik” bagi lawan atau sekadar bahan kecurigaan publik.

Kritik pun mengalir deras di ruang digital. Publik mempertanyakan apakah pemerintah serius memberantas pembalakan liar, ataukah justru memberi ruang kompromi. Inilah dilema besar seorang pejabat di era keterbukaan informasi.

4. Integritas dalam Pusaran Politik dan Kehutanan

Sebagai Menteri Kehutanan, Raja Juli memikul beban besar: menjaga hutan sekaligus melindungi kebijakan dari konflik kepentingan. Kasus foto ini mengingatkan betapa tipisnya batas antara kehidupan personal dan jabatan publik. Integritas diuji bukan hanya di ruang rapat, tetapi juga di meja permainan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun