Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesabaran Imam Syafi'i, Cermin Bagi Pendidik Modern

3 September 2025   10:24 Diperbarui: 3 September 2025   10:24 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Syafii (ilustrasi. Republika.co.id.

Dalam dunia pendidikan kontemporer, doa kerap dipandang sebagai pelengkap belaka. Padahal, spiritualitas memberi kekuatan batin bagi murid dalam menghadapi kesulitan belajar. Menghubungkan ilmu dengan doa menjadikan pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan penyucian jiwa.

Refleksi dari nasihat Imam Syafii adalah bahwa pendidikan harus selalu berakar pada keikhlasan dan doa. Dengan itu, guru dan murid sama-sama menyadari keterbatasannya di hadapan Sang Pemberi Ilmu.

5. Teladan untuk Pendidik Indonesia

Kisah Imam Syafii bukan hanya cerita klasik, melainkan cermin bagi pendidik Indonesia. Saat ini, kita sering mendengar keluhan guru tentang murid yang sulit diajar. Namun, seberapa sering kita mendengar guru rela meluangkan waktu ekstra untuk muridnya?

Keteladanan Imam Syafii menegaskan bahwa setiap murid, sekalipun lamban, tetap memiliki potensi besar. Hanya diperlukan kesabaran, empati, dan doa agar potensi itu tumbuh. Pendidikan sejati bukan tentang menghasilkan yang terbaik saja, tapi juga merangkul yang tertinggal.

Bagi bangsa yang sedang membangun kualitas SDM, kisah ini sangat relevan. Kita butuh lebih banyak guru yang meneladani sikap sabar, bukan sekadar mengejar kurikulum. Guru yang sabar adalah pilar masa depan.

Penutup

Kisah Imam Syafii dengan muridnya adalah pelajaran tak ternilai bagi dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa sabar, empati, dan doa adalah kunci keberhasilan mendidik. Di tengah sistem yang serba instan, keteladanan itu layak dijadikan cermin.

Seperti yang pernah diungkapkan Imam Syafii, "Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada hati yang gelap." Maka, pendidikan sejati bukan hanya soal kecerdasan otak, tapi juga kejernihan hati. Semoga pendidik kita mampu meneladani sikap mulia ini. Wallahu a'lam. 

Disclaimer: Artikel ini ditulis sebagai refleksi dan analisis atas kisah Imam Syafii, bukan kajian fikih.

Daftar Pustaka

  1. Republika. (2025, 20 Agustus). Wahai Para Guru, Tirulah Metode Imam Syafii! https://www.republika.co.id
  2. Kompas.com. (2024). Pendidikan dan Kesabaran Guru di Era Digital. https://www.kompas.com
  3. Detik.com. (2024). Guru Inspiratif dan Tantangan Pendidikan Modern. https://www.detik.com
  4. BBC Indonesia. (2023). Pendidikan dan Spiritualitas dalam Islam. https://www.bbc.com/indonesia
  5. Kemendikbud. (2025). Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar. https://www.kemdikbud.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun