Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Haji dan Kesehatan Jamaah: Tamparan untuk Indonesia

23 Agustus 2025   22:03 Diperbarui: 24 Agustus 2025   10:11 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah haji Indonesia memadati area mabit di Muzdalifah, Makkah, Arab Saudi, 6 Juni 2025. Antara/Andika Wahyu 

Haji dan Kesehatan Jamaah: Tamparan untuk Indonesia

"Ibadah suci menuntut fisik yang kuat, bukan sekadar niat yang bulat."

Oleh Karnita

Langit Jakarta sore itu mendung ketika kabar mengejutkan datang pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Pikiran Rakyat memuat berita berjudul "Arab Saudi Tegur Indonesia, Banyak Jamaah Tewas karena Masalah Kesehatan". Kabar ini menyentak publik, sebab menyangkut nyawa jamaah haji asal Indonesia yang wafat dalam jumlah jauh di atas standar toleransi. Berita ini pun segera menjadi perbincangan hangat di ruang publik maupun media sosial.

Teguran itu disampaikan langsung oleh otoritas Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia. Angka kematian jamaah mencapai lebih dari 470 orang, padahal standar yang ditolerir hanya sekitar 60 dari total kuota 200 ribu jamaah. Urgensi persoalan ini jelas: menyangkut reputasi Indonesia di mata internasional, serta martabat umat yang berangkat dengan penuh harap. Situasi ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh dalam sistem penyelenggaraan ibadah haji.

Sebagai penulis, saya melihat isu ini relevan dengan kondisi kesehatan masyarakat kita secara umum. Banyak lansia, penderita penyakit kronis, bahkan pasien cuci darah masih diberangkatkan. Refleksi atas kasus ini penting, agar haji tetap menjadi ibadah yang mabrur, bukan perjalanan penuh duka. Persoalan ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperketat standar istithaah kesehatan jamaah.

Tamparan Keras dari Saudi

Teguran Arab Saudi ibarat tamparan keras bagi penyelenggara haji Indonesia. Pemerintah Saudi menyoroti tingginya angka kematian jamaah asal Indonesia yang mencapai delapan kali lipat di atas standar toleransi. Teguran ini bukan sekadar administrasi, melainkan pesan serius tentang lemahnya mitigasi kesehatan.

Sorotan paling tajam adalah masih adanya jamaah dengan kondisi medis berat yang tetap diberangkatkan. Hal ini mencerminkan dilema: antara menjaga hak warga untuk berhaji dan memastikan keselamatan nyawa. Kritik publik pun menguat, mempertanyakan bagaimana standar istithaah kesehatan diberlakukan.

Refleksi penting dari teguran ini adalah perlunya keberanian politik dalam mengambil keputusan. Penyelenggara harus berani menolak jamaah yang tidak memenuhi standar medis, meski berisiko menuai protes. Pada akhirnya, keselamatan jamaah jauh lebih penting daripada sekadar mengejar kuota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun