Menjaga Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026
“Pertumbuhan sejati adalah ketika rakyat ikut merasakan hasilnya.”
Oleh Karnita
Pendahuluan
Langit pagi Jakarta tampak cerah ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung DPR RI pada Jumat, 15 Agustus 2025. Dalam pidato tersebut, yang diliput Republika dengan judul “Pemerintah Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,4 Persen pada 2026, Begini Asumsi Makronya” (16/8/2025), Presiden memaparkan sasaran pertumbuhan ekonomi nasional. Angka 5,4 persen ditetapkan sebagai target ambisius dalam RAPBN 2026.
Urgensi berita ini terasa kuat, mengingat kondisi ekonomi global masih bergejolak dengan tensi perang dagang dan fluktuasi harga energi. Target yang lebih tinggi dibanding APBN 2025 menunjukkan kepercayaan diri pemerintah atas capaian pertumbuhan kuartal II tahun 2025. Relevansi isu ini semakin nyata karena masyarakat menunggu arah kebijakan fiskal yang akan memengaruhi inflasi, daya beli, hingga stabilitas pasar.
Penulis menaruh perhatian pada isu ini karena menyangkut masa depan ekonomi bangsa. Target 5,4 persen bukan sekadar angka, tetapi harapan kolektif agar Indonesia tetap tangguh di tengah arus global yang tidak pasti. Dengan menganalisis isi pidato dan asumsi makro yang dipaparkan, kita dapat melihat seberapa realistis sekaligus menantangnya rencana tersebut bagi rakyat dan negara.
Optimisme Pemerintah dalam RAPBN 2026
Pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan optimisme bahwa Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen. Target 5,4 persen disusun berdasarkan tren positif pada konsumsi domestik, investasi, serta kinerja ekspor yang terjaga. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah ingin menegaskan kepercayaan publik dan investor.
Namun, optimisme tersebut bukan tanpa risiko. Dengan latar belakang gejolak global, dari kenaikan tarif impor AS hingga pelemahan harga komoditas, pemerintah dituntut mengantisipasi potensi hambatan pertumbuhan. Kritik yang muncul adalah apakah target 5,4 persen realistis, mengingat ketidakpastian ekonomi dunia.
Refleksi yang dapat ditarik adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara optimisme dan kehati-hatian. Target ambisius bisa menjadi pemicu semangat, tetapi juga harus ditopang data dan kebijakan yang konsisten. Harapan publik besar, dan kredibilitas pemerintah sangat ditentukan dari implementasi kebijakan yang tepat sasaran.
Asumsi Makro: Antara Prediksi dan Realitas
Asumsi makro RAPBN 2026 mencakup nilai tukar Rp 16.500 per dolar AS, inflasi 2,5 persen, dan harga minyak mentah 70 dolar AS per barel. Proyeksi ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar internasional dan tren ekonomi global. Pemerintah tampaknya ingin memberi sinyal stabilitas meski ruang risiko tetap terbuka.
Namun, kritik datang dari kalangan ekonom yang menilai asumsi tersebut bisa terlalu konservatif di satu sisi, namun terlalu optimis di sisi lain. Nilai tukar, misalnya, bisa terguncang bila terjadi ketidakpastian politik global. Begitu pula harga minyak yang rentan terhadap konflik geopolitik.
Refleksi yang muncul adalah bahwa asumsi makro bukan sekadar angka teknis, melainkan instrumen untuk mengarahkan kepercayaan publik dan pelaku usaha. Jika tidak cermat, angka-angka itu bisa menjadi bumerang. Oleh karena itu, transparansi dan komunikasi publik mengenai dasar asumsi perlu terus diperkuat.
Peran Konsumsi, Investasi, dan Ekspor
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi, investasi, dan ekspor. Konsumsi domestik tetap menjadi tulang punggung, dengan dukungan daya beli yang relatif terjaga. Investasi asing juga diharapkan terus mengalir melalui kepastian hukum dan stabilitas politik.
Kinerja ekspor turut menjadi penopang, tercermin dari surplus neraca perdagangan pada semester I 2025 yang naik signifikan. Namun, tantangan tarif impor dari AS bisa mengganggu tren positif ini. Meski demikian, peluang muncul karena negara pesaing justru dikenai tarif lebih tinggi.
Refleksi yang penting adalah perlunya strategi diversifikasi pasar ekspor. Bergantung pada satu negara tujuan berisiko tinggi. Pemerintah harus memperkuat kerjasama dengan mitra dagang baru, serta memperbaiki daya saing produk Indonesia. Tanpa itu, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi bisa terbatas.
Tantangan Struktural dan Harapan Publik
Di balik target pertumbuhan 5,4 persen, Indonesia masih menghadapi tantangan struktural. Ketimpangan distribusi pendapatan, kualitas pendidikan, hingga akses ke layanan kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah. Pertumbuhan yang tinggi tidak akan bermakna bila tidak inklusif.
Publik berharap agar RAPBN 2026 tidak hanya mengejar angka, tetapi juga memprioritaskan pemerataan. Kritik yang muncul adalah apakah kebijakan fiskal sudah cukup progresif dalam menjawab kebutuhan masyarakat bawah. Jika tidak, optimisme pertumbuhan bisa kehilangan makna sosial.
Refleksi terakhir adalah bahwa pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan keadilan sosial. Sebagaimana amanat konstitusi, tujuan pembangunan adalah kesejahteraan rakyat. Angka 5,4 persen bisa menjadi kebanggaan, tetapi harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penutup
Target pertumbuhan ekonomi 2026 sebesar 5,4 persen adalah cerminan optimisme sekaligus tantangan besar. Angka itu memberi arah bagi RAPBN, namun implementasinya akan menentukan seberapa kuat Indonesia bertahan di tengah badai global.
“Ekonomi yang tumbuh bukan sekadar angka, melainkan cermin kesejahteraan rakyat,” demikian pesan yang patut diingat. Pertumbuhan harus bermakna, bukan hanya di kertas laporan, tetapi juga di dapur setiap rumah tangga. Wallahu a'lam.
Disclaimer
Tulisan ini merupakan opini penulis berdasarkan analisis berita resmi. Tidak mewakili pandangan institusi mana pun.
Daftar Pustaka
- Rianti, Eva. (2025, 16 Agustus). Pemerintah Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,4 Persen pada 2026, Begini Asumsi Makronya. Republika. https://republika.co.id
- Kementerian Keuangan RI. (2025). Nota Keuangan dan RAPBN 2026. https://kemenkeu.go.id
- Badan Pusat Statistik. (2025). Laporan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025. https://bps.go.id
- Bank Indonesia. (2025). Asumsi Makro dan Stabilitas Rupiah. https://bi.go.id
- Kompas. (2025, 15 Agustus). Pidato Presiden dalam Sidang RAPBN 2026. https://kompas.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI