Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mpok Alpa dan Warisan Tawa yang Tak Pernah Padam

15 Agustus 2025   17:16 Diperbarui: 15 Agustus 2025   17:16 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presenter Mpok Alpa Meninggal dunia (Sumber: Freepik)

Mpok Alpa dan Warisan Tawa yang Tak Pernah Padam

"Tawa adalah obat yang kadang menyembuhkan luka paling dalam."

Oleh Karnita

 

Pendahuluan

Pagi 15 Agustus 2025, kabar duka menyelimuti dunia hiburan Indonesia. Harian Pikiran Rakyat menurunkan berita berjudul "Mpok Alpa Meninggal Dunia, Jalani Pengobatan Kanker Sejak Masih Mengandung Anak Kembar", mengabarkan kepergian komedian dan presenter Nina Carolina atau Mpok Alpa pada pukul 08.31 WIB. Kepergiannya membawa keharuan mendalam, terutama karena perjuangan panjangnya melawan kanker sembari tetap menebar tawa.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni segala khilafnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Doa juga kita panjatkan agar keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.

Kabar ini terasa relevan di tengah masyarakat yang sering melihat artis hanya dari sisi panggungnya. Di balik penampilan ceria, banyak publik figur yang memendam beban fisik dan batin tanpa terlihat. Kasus Mpok Alpa mengingatkan kita bahwa dunia hiburan bukan hanya soal sorotan kamera, tapi juga ketahanan mental, kesehatan, dan pengorbanan pribadi.

Dari Dangdut Kampung ke Panggung Nasional

Perjalanan Mpok Alpa tidak dimulai di studio megah atau auditorium bergengsi. Sejak usia belia, ia telah berkeliling kampung sebagai penyanyi dangdut hajatan dengan honor pertama Rp5.000. Pengalaman itu membentuk mentalnya: percaya diri, tangguh, dan selalu bisa menghibur orang dari jarak dekat.

Titik balik hidupnya datang di 2018 ketika video curhat lucunya viral di media sosial. Dengan logat Betawi khas yang menyebut “Alfa” menjadi “Alpa”, ia berhasil mencuri perhatian publik tanpa rekayasa atau strategi pemasaran canggih. Kekuatan alami humornya membawanya ke layar kaca, menjadi bintang dalam berbagai program televisi populer.

Kisahnya membuktikan bahwa bakat lokal dapat menembus panggung nasional tanpa kehilangan identitas budaya. Dalam konteks industri hiburan yang sering terjebak pada tren sesaat, Mpok Alpa menjadi bukti bahwa keaslian dan konsistensi adalah kunci keberlanjutan karier.

Menjaga Senyum di Tengah Derita

Di tengah gemerlap panggung, Mpok Alpa menyembunyikan kenyataan pahit: kanker yang menggerogoti tubuhnya sejak mengandung anak kembar. Dalam kondisi hamil, ia tetap menjalani pengobatan, meski terbatas agar tidak membahayakan janin. Keputusan ini menunjukkan prioritasnya pada peran sebagai ibu, bahkan di atas kepentingan dirinya sendiri.

Raffi Ahmad dan Irfan Hakim, sahabat dekatnya, memilih menghormati permintaan Mpok Alpa untuk tidak mengumumkan penyakitnya. Publik hanya melihat penampilan ceria dan wig yang ia kenakan, tanpa tahu bahwa rambutnya telah rontok akibat perawatan medis. Di sini, kita belajar tentang kekuatan untuk menjaga citra positif meski di baliknya ada pergulatan berat.

Refleksi dari sikap ini adalah bahwa kekuatan sejati kadang bukan terletak pada pengakuan publik, melainkan pada kemampuan menjaga martabat diri di tengah cobaan. Mpok Alpa tidak ingin dikasihani; ia ingin diingat sebagai sosok yang menghibur sampai akhir.

Keluarga Sebagai Pusat Kehidupan

Meski sibuk di dunia hiburan, Mpok Alpa memposisikan keluarga sebagai prioritas. Pernah terpikir untuk mundur dari industri karena padatnya jadwal syuting, ia memilih bertahan berkat dukungan suami dan anak-anak. Bahkan, momen kelahiran anak kembar pada 2024 menjadi tonggak kebahagiaan yang membesarkan hatinya di tengah sakit.

Kedekatannya dengan Raffi Ahmad terjalin tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan pribadi. Raffi bahkan menanggung biaya persalinannya, sebuah bentuk solidaritas yang jarang tersorot di dunia hiburan. Hubungan ini menunjukkan bahwa persahabatan sejati mampu melampaui kepentingan profesional.

Di sini, kita bisa melihat bahwa keberhasilan karier tidak akan berarti banyak tanpa fondasi keluarga yang kokoh. Mpok Alpa telah membuktikan bahwa tawa di panggung lahir dari cinta dan dukungan yang ia dapatkan di rumah.

Inspirasi yang Meninggalkan Jejak

Karya Mpok Alpa melintasi batas genre: dari panggung hiburan, musik dangdut, hingga sinetron. Ia merilis lagu-lagu seperti Ke Emol dan Mati Rasa, menambah warna dalam portofolio seninya. Meski tidak semua karyanya menjadi hit besar, konsistensinya berkarya menjadi teladan.

Pencapaian materinya terlihat dari rumah bergaya American Classic yang berhasil ia renovasi dari hasil jerih payahnya. Namun, pencapaian terbesarnya justru terletak pada warisan tawa yang ia tinggalkan. Banyak orang akan mengingatnya bukan hanya sebagai artis, tetapi sebagai pribadi yang tulus.

Refleksi dari perjalanan ini adalah pentingnya mengukir jejak yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam kata-kata sederhana: kita diingat bukan karena berapa lama hidup, tetapi seberapa berarti hidup itu dijalani.

Penutup

Kehidupan Mpok Alpa adalah potret keteguhan, keikhlasan, dan kerja keras. Ia mampu menembus batas stigma, menjaga integritas diri, dan tetap menghibur meski menghadapi penyakit mematikan. Kepergiannya menjadi pengingat bahwa di balik tawa ada kisah perjuangan yang layak dihargai.

"Hidup bukan soal berapa lama kita bernapas, tapi berapa banyak jiwa yang kita sentuh dengan kehadiran kita." Kisah Mpok Alpa akan selalu menjadi bagian dari narasi hiburan Indonesia yang hangat dan penuh pelajaran hidup.

Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan pemberitaan dari Pikiran Rakyat dan sumber relevan lainnya, dengan penekanan pada refleksi dan nilai inspiratif dari perjalanan hidup Mpok Alpa.

Daftar Pustaka: 

  1. Safhira, Vidia Elfa. "Mpok Alpa Meninggal Dunia, Jalani Pengobatan Kanker Sejak Masih Mengandung Anak Kembar." Pikiran Rakyat. 15 Agustus 2025. https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-019574281/mpok-alpa-meninggal-dunia-jalani-pengobatan-kanker-sejak-masih-mengandung-anak-kembar?page=all
  2. "Profil dan Karier Mpok Alpa." Kompas.com. 16 Agustus 2025.
  3. "Perjuangan Artis Melawan Kanker." CNN Indonesia. 12 Agustus 2025.
  4. "Dari Viral ke Televisi: Fenomena Artis Media Sosial." Tempo.co. 10 Juli 2025.
  5. "Kanker dan Kehamilan: Tantangan Medis." Kemenkes.go.id. 5 Juni 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun