Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keadilan Bukan Soal Besar Kecilnya Angka, Tapi Benar atau Tidaknya Data

8 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 8 Agustus 2025   21:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sisi kemanusiaan inilah yang harus menjadi pertimbangan dalam prosedur administrasi. Tanpa itu, birokrasi akan kehilangan rohnya. Administrasi yang dingin tanpa empati akan selalu melahirkan jarak antara negara dan rakyat.

4. Kritik terhadap Mekanisme Klarifikasi

Kepala KPP Pratama Pekalongan menjelaskan bahwa tujuan kedatangan petugas adalah klarifikasi, bukan penagihan. Pernyataan ini benar secara prosedur. Namun, kebenaran prosedural belum tentu cukup untuk membangun rasa aman.

Namun, dari perspektif komunikasi publik, pesan ini tidak cukup meredam kegelisahan warga. Bentuk dan bahasa surat resmi tetap terasa mengancam bagi orang awam. Kata-kata resmi sering kali terdengar seperti vonis bagi mereka yang awam hukum.

Kritiknya terletak pada minimnya pendekatan yang humanis. Apalagi jika menyasar kelompok masyarakat yang sehari-hari jauh dari urusan formal perpajakan. Pendekatan personal bisa mengubah interaksi yang kaku menjadi dialog yang produktif.

Klarifikasi seharusnya diawali dengan pemberitahuan yang menjelaskan konteks, bukan sekadar mengutip angka transaksi besar yang membingungkan. Dengan demikian, warga akan merasa dihargai sebagai subjek, bukan sekadar objek administrasi.

5. Refleksi dan Pelajaran untuk Semua

Kasus ini mengajarkan dua hal. Pertama, pentingnya kehati-hatian warga dalam menjaga dokumen identitas. Kedua, perlunya pembenahan sistem verifikasi di instansi negara. Keduanya adalah fondasi keamanan hukum di era digital.

Perlindungan data bukan hanya urusan teknis IT. Ia adalah bagian dari perlindungan hak asasi warga. Sebuah negara kuat terlihat dari kemampuannya melindungi yang paling rentan. Di sinilah negara membuktikan apakah ia sekadar berkuasa atau benar-benar mengayomi.

Ismanto mungkin hanyalah satu dari banyak kasus serupa yang tidak terekspos. Mencegah lebih baik daripada menunggu korban berikutnya muncul. Pencegahan akan selalu lebih murah dibanding biaya pemulihan kepercayaan publik.

Refleksi ini menegaskan bahwa negara dan warga harus saling menjaga. Tanpa kolaborasi, risiko serupa akan terus menghantui. Hanya kemitraan yang tulus antara negara dan rakyat yang mampu menutup celah seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun