Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Di Balik 'Pagar Kawat Berduri': Ketika Keteguhan Diuji dan Harga Diri Menjadi Nyawa

8 Agustus 2025   14:17 Diperbarui: 8 Agustus 2025   21:36 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Pagar Kawat Berduri pada Masa Revolusi Karya Trisnojuwono (Dok. retizen Republika)

Koenen yang kecewa memerintahkan pembunuhan terhadap Parman. Lelaki yang pernah dia percayai sepenuhnya itu dianggap telah menikam dari belakang. Parman ditembak mati. Tak lama kemudian, suara pistol menggema dari kamar Koenen sendiri. Ia mengakhiri hidupnya, menutup cerita ini dengan tragis dan menggetarkan.

Penjara dalam Penjara: Kemanusiaan yang Dibonsai

Novel ini tidak sekadar menghadirkan kisah pelarian atau kisah perang. Ia mengupas bentuk penjara yang lebih dalam: penjara batin dan tatanan yang mematikan nilai manusia. Para tahanan di kamp bukan hanya dikurung secara fisik, tapi juga secara eksistensial. Mereka dikerdilkan haknya untuk membela diri, diadili oleh asumsi, dan diasingkan oleh sistem yang memandang semua musuh sebagai satu bentuk yang sama.

Trisnojuwono menunjukkan bahwa kekuasaan kolonial tidak hanya menindas secara militer, tetapi juga menancapkan kuku dalam psikologi para tahanan. Ketika kebenaran dikaburkan oleh sistem yang otoriter, yang tertinggal hanyalah keteguhan pribadi dan solidaritas antarmanusia. Karakter Parman menjadi medium untuk menyampaikan ide ini—ia bukan sekadar tokoh, melainkan refleksi dari moralitas yang bertahan di tengah pembusukan nilai.

Pertemanan Parman dengan Koenen memperlihatkan ironi mendalam. Di balik hubungan personal yang tumbuh antara penjaga dan tahanan, tersimpan fragilitas kekuasaan yang digerogoti rasa bersalah dan ketidakpastian moral. Koenen yang semula tenang dan tegas, luluh oleh kesadaran bahwa sistem yang ia jaga tidak sepenuhnya benar. Dalam narasi ini, yang ditikam bukan hanya tubuh, tapi juga kepercayaan.

Dalam konteks hari ini, kita bisa mencerminkan bagaimana sistem yang seolah legal dan stabil pun menyimpan ketidakadilan struktural. Para pengungkap kebenaran sering kali menjadi korban. Novel ini membuka ruang kontemplatif: apakah kita benar-benar merdeka jika kebenaran masih saja dibungkam?

Perlawanan yang Tak Berteriak: Strategi Sunyi Parman

Tidak seperti narasi heroik yang penuh sorak-sorai, Pagar Kawat Berduri menghadirkan perlawanan dalam bentuk yang sunyi namun kuat. Parman adalah lambang dari strategi, kesabaran, dan integritas. Ia memilih tidak ikut melarikan diri bukan karena takut, tetapi karena sadar bahwa perlawanan tidak harus satu bentuk. Ia memilih mati, tetapi tidak kalah.

Diskusi-diskusi tengah malam antara Parman, Toto, dan Herman menjadi ruang strategis yang disusun dengan ketenangan. Mereka tidak emosional, tidak meledak-ledak. Di tengah situasi sempit, akal dan hati menjadi senjata utama. Novel ini menunjukkan bahwa keberanian bisa tampil dalam bentuk kendali diri dan pengorbanan yang tidak mencolok.

Dalam konteks sosial politik hari ini, Parman relevan sebagai metafora bagi para pejuang kebenaran yang memilih cara-cara senyap. Mereka mungkin tidak viral, tidak populer, tapi mereka berpikir panjang dan bertindak dengan prinsip. Ini menjadi refleksi penting bagi generasi muda yang hidup dalam era informasi cepat namun kadang hampa substansi.

Trisnojuwono tidak mengkhotbahi, tapi menggiring pembaca merenung lewat pilihan tindakan para tokohnya. Dalam sunyi, moralitas diuji. Dalam senyap, sejarah bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun