Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lowongan Tak Kenal Ijazah Saja: Saat Surat Lamaran Butuh Cerita, Bukan Sekadar Data

20 Juli 2025   17:37 Diperbarui: 20 Juli 2025   17:37 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa kelas XII-6 beranting  menyebutkan ikhwal surat lamaran kerja yang ditanyakan guru (Dokpri Karnita)

4. Mengasah Kepribadian Lewat Tulisan

Menulis surat lamaran adalah latihan kejujuran. Ia menuntut pelamar untuk memikirkan kembali siapa dirinya, apa yang ia cari, dan apa yang bisa ia tawarkan. Ini bukan soal kata-kata yang indah, tapi ketulusan yang terasa. HRD bisa membedakan mana surat yang ditulis dengan hati dan mana yang hanya salinan generik. Inilah latihan mental yang tak didapat dari hafalan, melainkan refleksi.

Di sinilah surat lamaran menyatu dengan pembentukan kepribadian: integritas, ketegasan tujuan, dan rasa percaya diri. Seorang siswa yang mampu menjelaskan alasan ia memilih suatu bidang kerja atau perusahaan adalah siswa yang telah mengenal dirinya lebih baik. Kemampuan menuliskan pilihan hidup ini sejalan dengan semangat pembelajaran berbasis projek.

Sekolah bisa memfasilitasi proses ini dengan membuat ruang-ruang reflektif dalam pembelajaran: jurnal karier, tugas wawancara tokoh, atau refleksi pasca PKL. Dari situ, surat lamaran bukan lagi momok, tapi ekspresi yang datang dari kesadaran dan arah yang jelas. Dengan begitu, menulis surat lamaran menjadi alat untuk mengukuhkan jati diri.

Para siswa kelas XII-3 berpasangan saling bertanya jawab tentang teori membuat surat lamaran kerja (Dokpri Karnita)
Para siswa kelas XII-3 berpasangan saling bertanya jawab tentang teori membuat surat lamaran kerja (Dokpri Karnita)

5. Masa Depan Tak Tunggu Siap: Ayo Latih dari Sekarang

Di era sekarang, peluang bisa datang sebelum seseorang merasa siap. Program magang, inkubator wirausaha, dan kerja paruh waktu sudah tersedia bahkan bagi siswa. Maka menunggu kuliah selesai untuk belajar menulis surat lamaran adalah keliru. Bekal itu harus disiapkan sejak sekolah. Persaingan global kini dimulai sejak remaja—kesiapan bukan lagi pilihan, tapi keharusan.

Surat lamaran tidak hanya akan dibutuhkan untuk melamar kerja, tapi juga beasiswa, program pertukaran pelajar, bahkan untuk masuk ke universitas berbasis seleksi portofolio. Artinya, surat ini akan menjadi sahabat panjang para pelajar dalam membangun masa depan mereka. Karena dalam banyak proses seleksi, yang dibaca pertama adalah suratnya—bukan ijazahnya.

"Menulis surat lamaran bukan soal mencari pekerjaan saja, tapi soal memahami arah hidup dan menyampaikannya dengan jujur."

Semakin awal siswa diajak menyusun surat yang hidup dan bermakna, semakin besar peluang mereka menghadapi dunia yang menuntut bukan hanya cerdas, tetapi juga mampu bicara tentang siapa diri mereka. Kesiapan mental dan komunikatif itulah yang akan membedakan mereka di tengah dunia yang kompetitif.

Penutup: Ketika Surat Menjadi Cermin Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun