Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Keseimbangan Pendidikan: Menyikapi Dampak Kebijakan Rombel 50 Siswa

19 Juli 2025   06:31 Diperbarui: 19 Juli 2025   06:31 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Butuh Keseimbangan, Bukan Pemenang Tunggal

Kepala SMK Wyata Dharma, Irman Gunawan, menyebut kebijakan ini "niatnya baik, tapi belum adil." Pernyataan ini mencerminkan keresahan banyak pihak, tetapi juga membuka ruang untuk penyempurnaan. Di sisi lain, pemerintah daerah patut diapresiasi karena menunjukkan keberanian mengambil kebijakan besar yang menyentuh hajat hidup anak bangsa.

Tantangannya sekarang adalah bagaimana menjembatani dua realitas ini. Pendidikan adalah ranah yang sangat kompleks. Tidak semua kebijakan akan sempurna di awal, tetapi harus terbuka terhadap koreksi dan adaptasi.

Pemerintah daerah, sekolah negeri, dan sekolah swasta sebenarnya memiliki tujuan sama: memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang layak. Maka, kolaborasi adalah kunci. Jika kebijakan diuji melalui dialog dan pelaksanaan dikawal bersama, maka semua pihak bisa menjadi bagian dari solusi.

Penutup: Merancang Ulang Harmoni Ekosistem Pendidikan

"Kolaborasi adalah akar dari pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan." --- Ade D. Hendriana, FKSS Jawa Barat

Kebijakan pendidikan tidak pernah bisa berdiri sendiri. Ia harus dikelola secara adaptif, kontekstual, dan berbasis dialog multipihak. Kasus penambahan rombel di Jawa Barat membuka ruang refleksi bersama: bagaimana menyeimbangkan kepentingan, tanpa menegasikan peran siapa pun.

Daripada berfokus pada dikotomi "negeri vs swasta", mari arahkan energi pada rekayasa kebijakan yang mendorong gotong royong sistemik. Karena hanya dengan ekosistem pendidikan yang sehat dan kolaboratif, kita bisa memastikan masa depan pendidikan Indonesia benar-benar inklusif dan berkeadilan. Wallahu a'lam.

Daftar Pustaka: 

  1. Arifianto, B. (2025, 17 Juli). Terimbas Kebijakan KDM, Sekolah Swasta di Bandung Barat Door to Door sampai Perpanjang Penerimaan Siswa. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-019502449
  2. Pramudya, W. E. (2025, 16 Juli). Hanya Punya Dua Siswa, Sekolah Swasta di Bandung Ini Akan Limpahkan Siswanya ke Sekolah Lain. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-019500667
  3. Nugroho, A. (2025, 16 Juli). Forum Kepala Sekolah Swasta Indramayu Gugat Keputusan Gubernur Jawa Barat ke PTUN. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-019499672
  4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Menengah. Kemendikbud RI.
  5. Kompas.com. (2025, 16 Juli). Wamendikdasmen: Penambahan Kuota Siswa dalam Rombel Jangan Bikin Masalah Baru. https://www.kompas.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun