Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kala Ciburuy Ditinggal Pergi: Di Antara Gemerlap Lembang dan Harapan yang Belum Pulang

29 Juni 2025   13:03 Diperbarui: 29 Juni 2025   13:03 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata Ciburuy Bandung Barat mengalami sepi pengunjung akibat banyaknya objek wisata baru  di Lembang. /Pikiran Rakyat /Deni S. 

Ciburuy membutuhkan kalender event, promosi lintas platform, kolaborasi dengan pelaku kreatif lokal, serta pembaruan konsep wisata berbasis pengalaman, bukan hanya panorama. Ketika wisatawan bisa merasakan dan terlibat, maka keterikatan akan tumbuh.

Melibatkan komunitas seni, penggiat budaya lokal, dan pemuda desa dalam pengemasan ulang pengalaman wisata adalah peluang besar. Momentum musiman harus dikembangkan menjadi jejaring kehadiran rutin.

5. Menata Ulang Arah: Dari Pinggiran Menjadi Titik Tujuan

Kini saatnya berpikir ulang: apakah semua harus dikonsentrasikan ke Lembang? Mengapa tidak memperluas cakupan destinasi sehingga wisatawan punya alternatif yang seimbang? Revitalisasi Ciburuy dapat menjadi langkah percontohan untuk membangun narasi pariwisata yang lebih merata dan adil.

Pendekatan yang bisa ditempuh antara lain mengembangkan tur wisata air, jelajah budaya desa, hingga paket wisata edukatif yang melibatkan sekolah dan komunitas. Ciburuy harus menjadi tujuan, bukan pelengkap.

Jika dikelola dengan tepat, Ciburuy justru bisa menjadi simbol bagaimana wisata berbasis rakyat dapat bangkit kembali. Bukan melalui megaproyek, tapi dengan kepekaan dan keberpihakan.

Penutup

"Ciburuy tak meminta gemerlap, hanya agar diingat sebagai rumah yang pernah membuat banyak hati tenang." 

Dalam lanskap pariwisata, yang paling cepat tidak selalu yang paling lestari. Yang paling glamor belum tentu yang paling membekas. Dan yang hari ini ditinggalkan, bisa jadi yang esok dirindukan. Ciburuy mungkin sedang sunyi, tapi bukan berarti ia mati.

Seperti kata Rendra, “Bersikap adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam tindakan.” Maka berpikirlah adil bagi Ciburuy—destinasi yang dulu memberi ruang bahagia bagi banyak keluarga. Kini saatnya kita, masyarakat, pemerintah, dan pelaku wisata, mengambil bagian dalam menyusun ulang jejak langkahnya.

Jika Lembang adalah mercusuar, maka Ciburuy bisa menjadi pelabuhan: tempat kembali, tempat berlabuh, dan tempat segala kenangan dijaga dari kepunahan. Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun