Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Microsleep: Sekejap yang Mematikan, Mewaspadai Sebelum Terlambat

17 Juni 2025   15:00 Diperbarui: 17 Juni 2025   15:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kadang maut menyelinap bukan dalam tabrakan keras, tapi dalam sekejap kantuk yang dianggap sepele." (Pixabay.com/freestock-photos)

Microsleep: Sekejap yang Mematikan, Waspadai Sebelum Terlambat

"Kadang maut menyelinap bukan dalam tabrakan keras, tapi dalam sekejap kantuk yang dianggap sepele."

Oleh Karnita

Pendahuluan

Di balik keheningan jalan yang membentang jauh tanpa jeda, seringkali tersembunyi bahaya yang tak bersuara. Bukan rem blong atau cuaca buruk yang jadi biang kerok, melainkan sesuatu yang jauh lebih sunyi: kantuk. Pada Sabtu dini hari, 14 Juni 2025, kabar duka datang dari Tol Pasuruan–Probolinggo. KH Taufiq Hasyim, tokoh penting PCNU Pamekasan dan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, meninggal dunia dalam kecelakaan tragis. Berdasarkan laporan Pikiran Rakyat (16/6/2025), sopir kendaraan diduga mengalami microsleep—fenomena tidur sekejap yang sering kali tak terasa, tapi bisa mematikan.

Tragedi ini menggugah kesadaran banyak pihak, termasuk saya pribadi, bahwa microsleep bukan sekadar soal rasa lelah, melainkan cerminan dari betapa minimnya kesadaran kita akan pentingnya istirahat saat berkendara. Kantuk sering dianggap musuh kecil, padahal ia bisa menjadi gerbang menuju musibah besar. Tulisan ini mencoba membuka kembali ruang diskusi: sudahkah kita, sebagai pengemudi dan warga, benar-benar memahami bahaya tidur mikro di balik kemudi?

1. Sekilas tentang Microsleep: Tidur Mikro yang Bisa Membunuh

Microsleep adalah kondisi di mana seseorang tiba-tiba tertidur selama beberapa detik tanpa sadar. Meskipun terdengar sepele, tidur mikro ini cukup untuk membuat pengemudi kehilangan kendali, terlambat bereaksi, atau bahkan menabrak objek di depannya. Artikel Pikiran Rakyat menekankan bahwa kurang tidur, kelelahan fisik, hingga monotonitas jalan bisa menjadi pemicu utama.

Masalahnya, microsleep sering terjadi tanpa disadari. Banyak pengemudi tak merasa mengantuk parah, padahal tubuh sudah memasuki kondisi darurat. Kritik perlu diarahkan pada minimnya edukasi umum dan kesiapsiagaan sopir profesional dalam menghadapi risiko microsleep ini.

Solusinya tidak bisa setengah hati. Selain edukasi publik, pengemudi harus diajarkan teknik pengenalan tubuh sendiri, pentingnya tidur cukup sebelum perjalanan, serta mematuhi aturan istirahat rutin saat mengemudi jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun