Literasi bukan sekadar proyek kerja sama bilateral, tapi fondasi bagi keadaban publik. Di tengah krisis disinformasi dan polarisasi sosial, program semacam ini bisa menjadi vaksin peradaban—asal tidak dijalankan secara seremonial dan elitis.
Penutup: Kerja Sama yang Mesti Terus Diasah dan Diperluas
“Ayo Baca” adalah langkah awal yang menjanjikan—ia menjalin diplomasi budaya dengan pendekatan kreatif. Namun keberhasilannya tidak ditentukan oleh seremoni peluncuran atau banyaknya buku yang diterbitkan, melainkan pada sejauh mana ia mampu menyentuh akar persoalan literasi kita.
Apakah program ini bisa melahirkan pembaca yang kritis, penulis yang bermakna, dan penerbit yang adil? Atau justru berhenti sebagai simbol persahabatan dua negara tanpa perubahan berarti?
Kita tunggu jawabannya dalam derap langkah literasi di hari-hari mendatang. Wallahu a’lam.
Daftar Pustaka:
- Kompas.com. (2025, 29 Mei). Prancis-Indonesia Kerja Sama Bidang Literasi, Tunjuk Gramedia Terbitkan Buku Terjemahan. Diakses dari https://www.kompas.com/edu/read/2025/05/29/173251271/prancis-indonesia-kerja-sama-bidang-literasi-tunjuk-gramedia-terbitkan-buku
- Media Indonesia. (2023, 18 Oktober). Kolaborasi Budaya Sebagai Strategi Diplomasi Global. Diakses dari https://mediaindonesia.com/internasional/kolaborasi-budaya-strategi
- Damono, S. B. (2010). Sastra dan Politik: Peranan Sastra dalam Perubahan Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI