Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Book

Sabari Mengajari Kita Mencinta, Tanpa Syarat, Tanpa Sisa

11 Mei 2025   05:09 Diperbarui: 11 Mei 2025   05:09 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
“Dalam cinta, kita belajar bertahan, meski sendirian.” (Dok. Kumparan)

“Di negeri ini, ayah lembut dianggap lemah. Padahal dialah yang paling kuat.”

Sabari bukanlah sosok ayah yang maskulin dalam pengertian umum. Ia lembut, penyabar, menangis tanpa malu, dan tak segan mengekspresikan rasa cinta kepada anaknya. Tapi masyarakat sekelilingnya justru menganggap itu kelemahan. Sabari diejek, dianggap tak jantan, bahkan dianggap kurang waras.

Andrea Hirata dengan cerdas menyingkap bagaimana masyarakat masih menaruh standar maskulinitas yang sempit. Lelaki harus tegas, kuat, dan kaku. Maka Sabari menjadi semacam oposisi terhadap stereotip itu.

Namun justru dalam kelembutan itulah letak kekuatan Sabari. Ia tak mudah menyerah, tak mudah membenci, dan terus berdiri meski sendirian. Sosok ayah dalam novel ini menjadi kritik sosial atas definisi “laki-laki sejati” yang terlalu sempit.

3. Marlena dan Ketimpangan Pilihan Perempuan

“Marlena bukan antagonis. Ia adalah potret perempuan yang kehilangan kendali atas hidupnya.”

Di tangan penulis lain, Marlena mungkin sudah dijadikan tokoh antagonis klasik. Tapi Andrea Hirata memberi ruang bagi pembaca untuk memahami Marlena dari sudut yang lebih kompleks. Ia bukan sekadar perempuan yang meninggalkan anak. Ia adalah perempuan muda yang terseret situasi, dilema, dan tuntutan zaman.

Pilihan-pilihan Marlena, meskipun menyakitkan bagi Sabari dan Zorro, adalah cermin dari bagaimana perempuan seringkali tak punya ruang cukup untuk berpikir jernih. Ia korban dari kemiskinan, sistem patriarki, dan ekspektasi sosial.

Dalam konteks ini, novel Ayah mengangkat isu penting: bahwa di balik setiap keputusan ekstrem, ada tekanan sosial yang jarang kita lihat. Marlena bukan jahat, hanya salah arah.

4. Ketika Pendidikan Menjadi Pengganti Kehangatan Ibu

“Zorro dibesarkan dengan buku, cinta, dan keheningan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun