Pasar Batujajar Menjelang Idulfitri 2025: Tradisi, Dinamika, dan Denyut Ekonomi
Oleh Karnita
"Pasar rakyat adalah cermin kemandirian ekonomi sebuah bangsa. Ketika pasar ini hidup, maka ekonomi rakyat pun kuat." – Bung Hatta, proklamator dan tokoh koperasi Indonesia.
Pasar Batujajar: Tertata dan Tetap Hidup
Pasar Batujajar tak lagi tradisional. Setelah renovasi 14 bulan, kini menjadi Pasar Batujajar dengan bangunan tiga lantai, 1.200 kios, area bermain anak, dan fasilitas lebih tertata. Pedagang dan pembeli menikmati lingkungan yang lebih bersih dan nyaman. Namun, harga kios yang tinggi menjadi tantangan, memaksa pedagang mencicil sambil berharap rezeki lebih lancar. Semangat mereka tetap membara demi roda ekonomi keluarga.
Meski modern, Pasar Batujajar  tetap menjadi pusat ekonomi rakyat. Terletak di simpang tiga strategis, pasar ini menjadi titik temu masyarakat dari berbagai daerah. Aktivitas perdagangan terus bergeliat, dari pedagang kios, kaki lima, hingga buruh angkut. Saat bulan puasa dan hari besar, pasar semakin ramai, membuktikan modernisasi tak menghilangkan jiwanya. Tradisi jual beli tetap terjaga, menyatu dengan suasana pasar yang khas.
Pasar Batujajar: Lebih dari Sekadar Tempat Berbelanja
"Pasar tradisional bukan sekadar tempat jual beli, tetapi ruang di mana budaya, sosial, dan ekonomi bertemu dalam harmoni." – Clifford Geertz, antropolog yang meneliti ekonomi tradisional di Indonesia.
Keluarga kami jarang ke pasar karena lebih praktis berbelanja dari pedagang keliling. Namun, menjelang Idulfitri, kami mengunjungi Pasar Batujajar untuk belanja kebutuhan dapur dan permak busana Ramadhan. Berbelanja di pasar selalu memberi pengalaman unik, dari tawar-menawar hingga menemukan berbagai layanan tambahan. Sensasi ini sulit didapatkan di tempat lain.
Selain bahan makanan, pasar ini menawarkan pakaian, perabotan, hingga jasa permak, pangkas rambut, dan pijat tradisional. Keberadaan toko emas dan kantor kecil melengkapi fungsinya sebagai pusat ekonomi dan sosial. Pasar Batujajar bukan sekadar tempat transaksi, tetapi ruang hidup masyarakat yang dinamis. Kehangatan interaksi antara pedagang dan pelanggan menciptakan suasana akrab.