Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Batujajar Menjelang Indulfitri 2025: Tradisi, Dinamika, dan Denyut Ekonomi

27 Maret 2025   11:03 Diperbarui: 27 Maret 2025   11:03 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kios pedagang daging (Sumber: Freepik)

Kemacetan di Pasar Batujajar: Upaya Pengaturan yang Tak Pernah Usai

Gambar: Jalan Raya Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)
Gambar: Jalan Raya Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)

Kemacetan di pasar menjadi tantangan, terutama pagi dan sore hari. Jalan sempit dipadati kendaraan, angkutan umum, dan pejalan kaki yang berbagi ruang dengan lapak pedagang kaki lima. Letaknya yang strategis di persimpangan dan dekat terminal memperparah situasi. Kepadatan ini seolah menjadi ciri khas setiap harinya.

Untuk mengatasi macet, aparat kepolisian dan petugas lalu lintas rutin berjaga, dibantu warga sekitar. Namun, solusi permanen seperti pelebaran jalan atau penataan ulang masih dinantikan. Hingga kini, kemacetan tetap menjadi bagian dari dinamika Pasar Batujajar. Masyarakat hanya bisa berharap ada perubahan nyata di masa depan.

Masjid Besar Batujajar: Penanda, Peristirahatan, dan Pusat Kuliner

Gambar: Masjid Besar Batujajar yang berlokasi dekat Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)
Gambar: Masjid Besar Batujajar yang berlokasi dekat Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)

Di sebelah pasar, Masjid Besar Batujajar menjadi tempat istirahat pedagang dan pembeli. Pelatarannya sering dipakai sebagai parkir dadakan saat hari besar keagamaan. Saat azan berkumandang, beberapa pedagang menutup lapaknya sejenak untuk salat. Kesadaran beribadah tetap tinggi di tengah kesibukan pasar.

Sore hari, kawasan ini berubah menjadi pusat kuliner. Aroma sate, martabak, dan roti bakar menggugah selera. Banyak pengunjung pasar yang singgah sebelum pulang, menjadikan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi bagian dari ekosistem sosial pasar. Tradisi berbuka puasa di sekitar masjid menjadi pemandangan yang menarik.

Surga Belanja: Dari Sayur Segar hingga Perhiasan Emas

Gambar: Petugas keamanan berpatroli  di Toko Emas Laris, Pasar Batujjar (Sumber: Freepik)
Gambar: Petugas keamanan berpatroli  di Toko Emas Laris, Pasar Batujjar (Sumber: Freepik)

Pasar Batujajar menyediakan segala kebutuhan, dari bahan pokok hingga perhiasan emas. Toko pakaian, perabot rumah tangga, dan alat tulis memenuhi kebutuhan masyarakat. Tukang cukur selalu ramai menjelang Lebaran, sementara toko emas jadi incaran pembeli yang ingin tampil berkelas. Berbagai barang tersedia dengan harga yang lebih bervariasi.

Tawar-menawar menambah keseruan belanja. "Mas, yang ini ada diskon nggak?" tanya seorang pembeli. Transaksi di pasar ini bukan sekadar jual beli, melainkan interaksi sosial yang membuatnya tetap hidup dan menarik. Tak jarang, pembeli dan penjual akhirnya saling mengenal karena sering bertransaksi.

Pasar Batujajar Pagi-Siang Hari

"Jangan pernah remehkan pasar tradisional. Mereka bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga sekolah kehidupan bagi banyak orang." – Adam Smith, filsuf ekonomi, dalam konteks pasar sebagai mekanisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun