Pertanyaan-pertanyaan ini bukan untuk menumbuhkan kebencian, tapi untuk membangun kesadaran. Kita tidak ingin membesarkan generasi yang apatis. Kita ingin membesarkan generasi yang peduli, berani, dan cerdas membaca realitas.
Dari Kekecewaan Menuju Aksi: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Saya tahu, banyak dari kita yang merasa lelah. Lelah berharap, lelah kecewa. Tapi kalau kita berhenti di sana, sistem yang rusak akan terus beranak pinak. Maka kita harus mulai bertindak, meski kecil, meski terasa tak berarti hari ini.
Bicaralah dengan anak-anak tentang realitas sosial. Jangan bungkam mereka dengan narasi "tidak usah ikut campur urusan politik." Justru mereka harus belajar dari sekarang agar tidak menjadi korban atau pelaku dari sistem yang rusak di masa depan.
Pilih tokoh-tokoh lokal yang bersih. Jangan menutup mata terhadap pilihan-pilihan yang ada. Setiap pemilihan umum adalah peluang meski kecil untuk  memilih yang lebih baik.
Dukung lembaga dan gerakan yang memerangi korupsi. Entah lewat donasi, edukasi, atau menyebarkan informasi yang kredibel.
Ajarkan anak-anak nilai tanggung jawab sejak dini. Berikan mereka pengalaman memegang amanah, menyelesaikan tugas dengan jujur, dan menghadapi konsekuensi dari kesalahan.
Bangun komunitas yang sadar nilai. Parenting yang kuat tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh dukungan dari keluarga lain, guru, komunitas keagamaan, dan lingkungan sekitar.
Harapan Itu Masih Ada, Selama Masih Ada yang Mau Mendidik dengan Hati
Saya menolak untuk menyerah pada pesimisme, meski rasa kecewa terhadap pemerintahan ini begitu dalam. Karena saya percaya: anak-anak kita tidak dilahirkan untuk menjadi korban dari sistem, mereka dilahirkan untuk memperbaikinya. Tapi itu hanya mungkin kalau mereka dibekali dengan nilai dan keteladanan sejak hari ini.
Jadi, meski kita kecewa dengan para pemimpin hari ini, jangan biarkan kekecewaan itu mengeras menjadi sinisme. Jadikan itu bahan bakar untuk mendidik lebih sungguh-sungguh. Karena perubahan besar selalu dimulai dari pendidikan kecil yang konsisten---dari meja makan, dari percakapan sebelum tidur, dari keputusan-keputusan jujur yang terlihat sepele tapi bermakna besar.