Mohon tunggu...
Karina saraswati Mukti ningsih
Karina saraswati Mukti ningsih Mohon Tunggu... Karyawan swasta

Penulis dan content creator | Movie Lovers| Human Life skills

Selanjutnya

Tutup

Love

Cinta Ditolak, Dukun Bertindak? Jangan Sampai Jadi Komedi Klasik!

15 Maret 2025   19:26 Diperbarui: 15 Maret 2025   19:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepik/Pikisuperstar


 

Cinta. Kadang manis bak gula jawa, kadang pahitnya melebihi kopi tubruk tanpa gula. Dan ketika cinta ditolak? Drama pun dimulai. Tapi tunggu dulu, jangan sampai drama ini berujung pada komedi klasik dengan bumbu-bumbu mistis ala sinetron jadul: melibatkan dukun!


 
Ketika Hati Remuk, Logika Hilang?


 
Cinta ditolak memang menyakitkan. Rasa sedih, marah, dan kecewa bercampur aduk. Namun, jangan sampai rasa sakit ini membuat logika kita hilang entah ke mana. Memanggil dukun untuk "memaksa" seseorang mencintai kita? Itu bukan solusi, melainkan tindakan yang konyol dan tidak masuk akal. Lebih baik fokus memperbaiki diri daripada mengandalkan kekuatan gaib yang tak terbukti.
 


Dukun: Jasa Pembuat Masalah, Bukan Pemecah Masalah


 
Bayangkan skenario ini: Anda membayar dukun mahal-mahal, berharap ia bisa membuat si dia jatuh cinta. Lalu, apa yang terjadi? Mungkin si dia malah jadi takut dan menjauh. Atau, yang lebih buruk, anda malah tertipu dan kehilangan uang. Ingat, dukun bukanlah pemecah masalah cinta, melainkan pembuat masalah baru yang lebih rumit.


 
Lebih Baik Fokus Perbaiki Diri, Daripada "Memperbaiki" Orang Lain
 


Daripada mengandalkan kekuatan gaib yang meragukan, fokuslah pada diri sendiri. Kembangkan potensi diri, perbaiki kekurangan, dan tingkatkan kualitas hidup. Cinta yang sejati datang dari ketertarikan yang tulus, bukan paksaan. Jika seseorang tidak mencintai kita, maka itu bukan akhir dunia. Mungkin ada seseorang yang lebih baik di luar sana, menunggu untuk dicintai.
 


Jangan Sampai Jadi Bahan Lelucon!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun